Kopi Sehat UBM: Membangun Peradaban Madani

369

Oleh: Ustadz Buchory Muslim (Ketua Lembaga Komunikasi dan Penyiaran Islam PP PARMUSI, Direktur An-Nahl Institute Jakarta, Politisi Partai Ummat)

PADA masa awal Rasûlullâh Muhammad ﷺ datang ke Madinah, saat itu masih bernama Yastrib, kaum Muslimin yang ikut berhijrah dengannya atau yang dikenal dengan nama muhajirin mengalami kesulitan ekonomi.

Kebanyakan mereka bukanlah orang kaya. Apalagi, ditambah datang di tempat baru yang mereka tak punya hak tanah sama sekali sehingga mereka tak punya penghasilan.

Saat itulah, Rasûlulllâh Muhammad ﷺ yang terkenal fathonah, melobi orang kaya Madinah pemilik tanah yang luas agar diberikan kepada para muhajirin, pengikutnya yang datang dari Makkah Al Mukarramah.

Di sisi lain, Belaiu ﷺ juga mengimbau para sahabatnya untuk memberikan dana santunan, menyisihkan sebagian harta kekayaan mereka sebagai pertolongan pertama bagi penduduk baru Madinah.

BACA JUGA: Kopi Sehat UBM: Semua Terserah Kita

Sebagai Pemimpin hebat, Rasûlullâh Muhammad ﷺ tampil sebagai pemimpin yang sangat peduli dan memperhatikan rakyatnya. Sebagai pemimpin besar yang sangat revolusuioner, Beliau ﷺ menunjukkan tanggung jawab agar rakyatnya tidak mengalami kesulitan kehidupan, khususnya dalam hal ekonomi dan sosial kemasyarakatan.

Program luar biasa yang sampai saat ini terpampang dalam banyak baliho di Madinah hari ini adalah:

 يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصِلُوا الأَرْحَامَ، وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلامٍ

“Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berikan makan, sambunglah tali silaturrahim, shalatlah di waktu malam ketika orang-orang tertidur, niscaya kalian akan masuk Surga dengan selamat,” (HR. At-Tirmidzi).

Jadi inilah progam luar biasa ketika berada di Madinah, program yang menjadi prioritas utama adalah menumbuhkan rasa cinta kasih di kalangan penduduk Madinah.

BACA JUGA: Kopi Sehat UBM: Ketika Hati Keruh

Beliau ﷺ telah sukses menciptakan jalinan sosial yang harmonis antara suku Aus dan suku Kazraj, Muhajirin dan Anshor bahkan Yahudi, Nashrani serta Majusi hingga di antara mereka seperti tak pernah terjadi pertumpahan darah dan kekerasan sosial.

Rasûlullâh Muhammad ﷺ mampu dan sangat piawi dalam mengintegrasikan semua warga dan rakyat yang tinggal di situ sebagai orang yang butuh perlindungan dan dukungan sekaligus.

Rasûlullâh ﷺ telah berhasil dengan sangat indah meletakkan beberapa fondasi penting hingga menjadikannya sebagai negarawan luar biasa dan menjadi teladan terbaik sepanjang zaman.

Dapat kita simpulkan bahwa keberhasilan Rasûlullâh ﷺ dalam membangun sebuah peradaban yang Madani di Al Madinah Al Munawwarah adalah:

BACA JUGA: Kopi Sehat UBM: Orang Baik dan Pesan Moral

Pertama, adalah fondasi Teologis. Beliau ﷺ berhasil meletakkan bangunan pertama adalah Masjid Quba. Pembangunan masjid ini menunjukkan dan mengajarkan sebuah nilai dasar yang sangat esensial berupa ‘Tauhîd’. Dari sinilah lahir awal pilar peradaban itu. Dari Masjid ini lahir jama’ah yang kemudian punya optimisme dan terwujudnya ikatan yang luar biasa dalam kebersamaan.

Dengan berdirinya Masjid yang menjadi Markaz kegiatan ummat, memberikan semangat dan optimisme bagi kaum muslimin untuk menuju kehidupan yang lebih baik setelah hijrah ini.

Karena kita semua tau dan yakini, bahwasanya Masjid tidak hanya mengajarkan pentingnya ibadah ritual, tetapi juga mengajarkan pentingnya ibadah sosial sebagai bentuk nyata dari misi Islam Rahmatan lil ‘Âlamîn yaitu mengemban perubahan pada tataran empiris.

BACA JUGA: Kopi Sehat UBM: Alif Lam Mim, Tenanglah, Tapi Bukan Diam

Kedua, dari Masjid pulalah Rasûlullâh ﷺ membangun akhlâqul karimah atau moralitas. Rasûlullah Muhammad ﷺ bukan hanya selalu menekankan pentingnya moralitas, tetapi menghadirkan teladan nyata dalam keseharian. Salah satu moralitas penting adalah kejujuran. Dalam bahasa kekinian, kejujuran ini dikenal dengan integritas.

Selain kejujuran, kesabaran dan kasih sayang juga merupakan moralitas yang sangat penting untuk dijadikan pegangan kaum Muslimin agar dapat menjalani kehidupan ini dengan cermat dan smart bahkan menjadi daya tarik atau megnet tersendiri, baik dalam konteks internal sesama kaum Muslimîn maupun konteks ummat yang lebih luas.

Program nyata berupa, salam – kondisi kenyamanan ketenangan, beri makan atau bangun perekonomian, silaturrahim atau bangun jalinan dan jaringan serta qiyâmullail – shalat malam sebagai wahana menyedot ‘haul dan quwwah’ – daya dan kekuatan adalah hal yang sangat nyata menjadi energi dan power dan pilar peradaban berikutnya.

BACA JUGA: Kopi Sehat UBM: The Power of Silaturrahim

Kemudian pilar terakhir yang dikokohkan dalam membangun sebuah pemerintahan atau peradaban adalah adalah sosial politik. Selama fase kedua atau sepuluh tahun berada di Madinah, Rasûlullâh Muhammad ﷺ telah membangun tatanan masyarakat yang berkeadaban lengkap dengan konstitusinya yang yang dikenal dengan piagam Madinah yang membuatnya Al Madînah Al Munawwarah menjadi negara yang maju dan gemilang.

Hal yang sangat prinsip dan institusi utama yang diperlukan untuk membangun masyarakat ini adalah syuro. Jalur tukar menukar pendapat atau musyâwarah yang oleh Murobby kami, KH. Abdullah Said رحمه الله disebut penyamaan ilham, ide atau inspirasi sebagai ‘buah dari qiyâmullail’ merupakan pintu kemuliaan yang penuh berkah.

Sistem musyârawah ini memberikan inspirasi yang begitu mendalam bagi perjalanan Islam. Dan Masjid sangatlah indah menjadi tempat pilihan utama ketika melakukan sebuah musyâwarah yang penting, karena di sini ada lima waktu yang terbaik itu.

BACA JUGA: Kopi Sehat UBM: Inti Dakwah Para Rasûl

Rasûlullâh Muhammad ﷺ sebagai seorang pemimpin selalu menerapkan musyâwarah dalam banyak persoalan yang dihadapinya, bahkan untuk hal-hal genting, misalnya, keputusan perang yang akan diambil.

Seorang pemimpin cerdas selalu memercayakan keterlibatan banyak pihak dalam menampung pendapat untuk kemaslahatan bersama. Diskusi dan konsultasi terus dilakukan dalam memecahkan setiap persoalan atau memecahkan masalah yang terjadi.

Prinsip al-‘adâlah atau keadilan adalah energi khusus yang selalu dijunjung oleh Beliau ﷺ. Keadilan dijadikan sebagai panduan utama dalam menerapkan kebijakan publik, rakyat akan merasakan manfaat dari keputusan yang telah diambil oleh pemimpinnya.

Sebagai ayat yang selalu dibaca para Khathîb di setiap ujung khuthbahnya yakni surat al-Nahl ayat 90: Sesungguhnya Allâh menyerukan pada keadilan, kebajikan, kepedulian orang terdekat, serta menjauhi keburukan, kemungkaran, dan kezaliman.

والله اعلم وبارك الله فيكم

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here