“Melipat Bumi”, Karomah Mbah Mangli, Waliyullah dari Magelang

6048

Muslim Obsession – Kisah tentang karomah para wali hampir sering didengar masyarakat Indonesia, terutama umat Islam. Selain sembilan wali yang dikenal sebagai Wali Sanga, para penyebar agama Islam di Pulau Jawa, kisah karomah juga dimiliki para wali lainnya.

Salah satunya adalah seorang waliyullah yang termashur dengan karomahnya, KH. Hasan Asy’ari. Masyarakat Jawa terutama di sekitar Magelang mengenal ulama kelahiran Kediri, 17 Agustus 1945 tersebut dengan nama Mbah Mangli.

Terlahir dengan nama Muhammad Bahri, Mbah Mangli menikah dengan Hajjah Ning Aliyah. Keduanya dikaruniai satu putra serta tiga putri: Gus Thohir, Nimaunah, Nimaiyah, Nibariyah.

Nama “Mangli” yang disematkan kepadanya dikarenakan putra bungsu dari ulama kharismatik, Muhammad Ishaq, ini tinggal di Dusun Mangli, Desa Girirejo, Ngablak, Kabupaten Magelang. Terlebih lagi setelah beliau mendirikan pondok pesantren salafiyah pada 1959 di dusun tersebut.

Baca juga: Ngaji Sejak Kelas 2 SD, KH. Muammar ZA Sudah 58 Tahun Jalani Profesi Sebagai Qari

Pondok pesantren yang didirikannya tidak memiliki nama resmi, namun lambat laun pondok tersebut dikenal dengan nama Pondok Pesantren Mangli dan sosok Hasan Asy’ari dikenal masyarakat dengan nama Mbah Mangli.

Secara silsilah dari ayahnya, mursyid Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah ini masih keturunan dari Maulana Hasanuddin bin Sunan Gunung Jati. Adapun dari garis ibu, Mbah Mangli merupakan keturunan dari KH. Ageng Hasan Besari yang juga masih keturunan Sunan Kalijaga.

Ayahnya mendidik Mbah Mangli dengan disiplin pendidikan yang ketat dan sangat keras. Konon, beliau diharuskan menghafal kitab Taqrib dan maknanya, serta mempelajari Tafsir Alquran baik makna maupun nasakh dan mansukh-nya.

Baca juga: Seru! Qari Legendaris KH. Muammar ZA Beberkan Rahasianya Memiliki Nafas Panjang

Selain menjadi mursyid Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah, Mbah Mangli juga merupakan pengikut Tarekat Alawiyyah. Ia sering mengikuti Maulid Nabi Muhammad di Masjid ar-Riyyadh, Pasar Kliwon, Surakarta pimpinan Habib Anis bin Alwi al-Habsyi. Adapun wiridan wajib di Pondok Pesantren Mangli adalah rotib Alhadad, rotib Alatas dan rotib syakron yang sampai sekarang masih dilaksanakan.

Karomah “Melipat Bumi”

Banyak kisah yang beredar jika Mbah Mangli memiliki karomah. Satu di antaranya adalah karomah “melipat bumi”, dimana beliau bisa datang dan pergi ke berbagai tempat yang jauh dalam sekejap mata.

Konon, beliau juga diketahui memiliki kemampuan psikokinesis tinggi. Berdasar cerita yang beredar di masyarakat, Mbah Mangli, bisa mengisi pengajian di beberapa tempat sekaligus dalam waktu bersamaan. Ia bisa mengisi pengajian di Mangli, namun pada saat bersamaan juga mengaji di Semarang, Wonosobo, Jakarta, dan bahkan Sumatra.

Baca juga: Kisah Ki Bagus Hadikusumo Menolak Sake Kaisar Hirohito

Karomah lainnya, dalam setiap mengisi pengajian, Mbah Mangli tidak memerlukan pengeras suara meski jamaah yang menghadiri pengajiannya mencapai puluhan ribu orang. Hebatnya, tak satupun jamaahnya yang tidak mendengar suara ceramah Mbah Mangli.

Mbah Mangli wafat pada akhir tahun 2007. Beliau dimakamkan di Dusun Mangli, Ngablak, Kabupaten Magelang.

Wallahu a’lam bish shawab. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here