Kisah Inspiratif! Seorang Suami Taklukkan Singa karena Perangai Buruk Istrinya

1637
Ilustrasi: Penakluk singa, Kevin Richardson. (Foto: YouTube)

Oleh: Drs H. Tb Syamsuri Halim, M.Ag (Pimpinan Majelis Dzikir Tb. Ibnu Halim dan Dosen Fakultas Muamalat STAI Azziyadah Klender)

Syekh Muhammad bin Umar An-Nawawi Al-Bantani, mengisahkan sebuah kisah yang menarik dalam kitab Uqudul Lujjain. Kisah tersebut tentang seorang suami yang mendapat karomah dari Allah Ta’ala karena kesabarannya menghadapi istrinya yang cerewet.

Alkisah, ada seorang pria ingin mengunjungi saudaranya yang tinggal di hutan. Berangkatlah pria tersebut ke rumah saudaranya. Namun ternyata saudaranya tidak berada di rumah, sehingga yang menyambutnya adalah istri saudaranya.

Namun sayang, perangai istri saudaranya tersebut jelek. Ketika ia ditanya ke manakah suaminya? Istri saudaranya tersebut menjawab dengan ketus, “Suamiku sedang mencari kayu. Semoga ia tidak dikembalikan Allah ke rumah ini lagi.”

Tak hanya sampai di situ, dari balik pintu setelah pria tersebut ingin meninggalkan rumah itu, istri saudaranya masih saja terdengar mengomel dan menggerutu tentang suaminya.

BACA JUGA: Hukum Tentang Istri yang Tak Sanggup Jalankan Perintah Suami

Tak jauh dari situ pria tersebut melihat saudara yang hendak ia kunjungi. Namun betapa kagetnya sang pria tersebut ketika melihat saudaranya mencari kayu dengan dibantu seekor singa. Kayu-kayu tersebut di letakkan di atas punggung singa, sehingga saudaranya tak kepayahan mengangkat kayu bakar.

Setelah bertemu dengan saudaranya, pria tersebut dipersilakan kembali ke rumah untuk singgah. Di rumah saudaranya, pria tersebut dibuat heran. Meskipun si istri begitu cerewet, namun saudaranya tetap sabar dan lembut terhadap istrinya. Sungguh sikap yang luar biasa.

Setahun berlalu. Pria tersebut kembali ingin mengunjungi saudaranya. Ketika ia mengetuk pintu, yang menyambut ternyata seorang wanita lain. Wanita yang lembut dan sopan. “Selamat datang,” sambut wanita itu. Sembari menunggu saudaranya pulang, wanita tersebut banyak memuji saudara pria tersebut.

Tak lama kemudian muncul lah orang yang ditunggu-tunggu. Saudaranya datang dengan memikul kayu yang berat. Tak tampak singa yang tahun lalu membantunya. Saudara pria tersebut terlihat kelelahan mengangkat beban kayu bakar.

BACA JUGA: Lebih Utama Mana, Baca Surah Pendek atau Penggalan Ayat Setelah Al-Fatihah?

Sang pria tentu keheranan dengan kejadian tersebut. Ke mana gerangan singa yang membantu saudaranya tahun lalu? Karena penasaran, pria tersebut bertanya kepada saudaranya.

“Apa yang terjadi? Kenapa wanita yang menyambutku berbeda dengan yang tahun lalu? Lalu ke mana singa yang membantumu dulu?”

Saudaranya menjelaskan, “Saudaraku, istriku yang berperilaku tercela itu telah meninggal dunia. Aku berusaha sabar atas perangai buruknya, sehingga Allah memberi kemudahanku untuk menaklukkan singa. Karena kesabaranku itu. Lalu aku menikah lagi dengan perempuan shalihah. Aku sangat berbahagia dengannya. Hingga singa itu dijauhkan dariku, dan memaksaku memikul sendiri kayu bakarku.”

Hikmah di Balik Kisah

Apa yang tertuang dalam kitab Syekh Muhammad bin Umar An-Nawawi ini tentu bukan ingin membenarkan sikap buruk seorang istri.

Pesan moral dititikberatkan kepada cara suami menyikapi perilaku istri. Ketika situasi mendesak suami menghadapi kemungkinan terburuk, maka bersabar adalah langkah paling bijak. Tercermin dari keistimewaan yang ia peroleh, sebagai imbalan dari kesabarannya yang luar biasa itu.

Tingkah buruk istri bukan dipulibkasikan melalui media sosial, di-posting menjadi status WA (WhatsApp), dan diceritakan di Facebook, sehingga bisa membuat Allah murka. Cukuplah dengan kesabaran Anda berumah tangga.

BACA JUGA: Menginspirasi! Kisah Suami-Istri yang Menuduh Ustadz

Hal sama juga bisa terjadi sebaliknya, yakni ketika istri terpaksa menghadapi perilaku suami yang buruk, seenaknya, dan kasar serta tidak berperasaan.

Kesabaran adalah pilihan utama. Karena, sebagaimana dikutip Syekh Muhammad bin Umar An-Nawawi Al-Bantani, Rasulullah bersabda:

مَنْ صَبَرَ عَلىَ سُوْءِ خُلُقِ زَوْجَتِهِ أَعْطَاهُ اللهُ تَعَالَى مِثْلَ مَا أَعْطَى أَيُّوْبَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ مِنَ الأَجْرِ وَالثَوَابِ

“Siapa yang bersabar atas perangai buruk suaminya, maka Allah Ta’ala memberinya ganjaran yang setimpal dengan anugerah yang diberikan kepada Nabi Ayub ‘alaihis salam”.

Akhirnya, jika Anda bersabar dalam berumah tangga terhadap perilaku suami maupun istri, maka sungguh Anda adalah Waliyullah dalam pengertian Allah Ta’ala bersama Anda sebagai orang yang sabar.

Wallahu a’lam bish shawab.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here