Bertemu Komunitas Muslim Rusia (Bagian 3)

1208

Sholat di Masjid Katedral Moskow

Setelah berkunjung ke kota Ufa, Baskhortostan, Kang Aher kembali ke kota Moskow untuk menghadiri Festival Indonesia. Festival ini berlangsung setiap tahun.

Ada 13 Provinsi yang diundang oleh Kedubes RI di Moskow. Namun hanya empat orang gubernur yang diundang, yakni dari DKI, Jabar, Jatim, Sumut, dan Aceh.

Para gubernur ini menyampaikan presentasinya di depan para pengusaha Rusia yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rusia. (Baca: Bertemu Komunitas Muslim Rusia (Bagian 1))

Kang Aher menawarkan beberapa kerjasama proyek antara lain pengolahan air bersih di Cirebon, Aerocity di sekitar bandara internasional Kertajati dan juga pengolahan sampai di beberapa kota.

Tidak hanya sekedar potensi, namun Kang Aher menyampaikan data berupa studi kelayakan dan kebutuhan dana yang diperlukan. Jadi tawarannya sudah sangat konkret.

Tawaran tersebut mendapat sambutan yang positif. Dalam waktu dekat sejumlah pengusaha Rusia akan berkunjung ke Indonesia, beberapa di antaranya malah sudah mempunyai perwakilan di Jakarta.

 

Kang Aher (kiri) dan rekan-rekan di depan Masjid Katedral Moskow.

Masjid penuh jamaah

Di luar berbagai kegiatan festival Kang Aher dan rombongan menyempatkan diri shalat berjamaah di masjid-masjid di kota Moskow. Salah satunya adalah masjid terbesar di kota Moskow bernama masjid Katedral.

Masjid ini didirikan pada tahun 1904 oleh etnis Tartar. Karena itu corak arsitekturnya mirip dengan masjid di kota Kazan ibukota Tartastan. Namun karena pertumbuhan komunitas Islam di Moskow yang sangat pesat, pada tahun 2011 oleh pemerintah Rusia melakukan pemugaran atau lebih tepatnya di bangun kembali.

Saat ini dari 12.5 juta penduduk kota Moskow, sekitar 1.5 juta orang adalah pemeluk agama Islam. Karena itu setiap tiba waktu shalat fardu, apalagi pada hari Jumat dan hari raya, banyak masjid yang tidak lagi mampu menampung jamaah.

Semula masjid Katedral hanya bisa menampung 2.000 jamaah. Setelah dibangun kembali, masjid terbesar di kota Moskow ini bisa menampung 10.000 jamaah. Bahkan pada hari raya bisa menampung sampai 20.000 jamaah.

Pembangunan masjid Katedral rampung pada tahun 2015 dan diresmikan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin 23 September 2015. Hadir pada peresmian tersebut Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Kang Aher dan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.

Masjid yang disebut-sebut sebagai terbesar di Eropa tersebut menelan biaya sebesar USD 170 juta. Sebagian besar biayanya ditanggung oleh pengusaha sekaligus senator Rusia Suleiman Karimov. Mahmoud Abbas atas nama anak-anak Palestina menyumbang USD 25 ribu. Sementara Erdogan menyumbang mimbar dan mihrabnya.

Kedua menara masjid memiliki ketinggian 78 meter. Salah satunya menyerupai menara Spasskaya Kremlin Moskow, dan yang kedua menyerupai menara Syuyumbik Kremlin Kazan. Menara kedua dimahkotai dengan bulan sabit yang disimpan dari bangunan bersejarah masjid. (Baca: Bertemu Komunitas Muslim Rusia (Bagian 2))

Kang Aher dan rombongan sempat menunaikan shalat fardu di masjid ini dan bertemu dengan imamnya. Jadwal shalat di Moskow lebih awal beberapa menit dibandingkan dengan Ufa. Perbedaan waktu kedua kota dua jam, karena Moskow letaknya lebih selatan. Di Rusia ada perebedaan 11 zona waktu.

Selain modern, kekhasan masjid-masjid di Rusia adalah adanya tempat penitipan jas. Memiliki empat musim, namun musim dingin di Rusia lebih panjang (bisa sampai 6 bulan) dengan suhu yang lebih dingin dibandingkan negara Eropa lainnya. Karena itu mereka membutuhkan baju hangat yang lebih tebal.

Pada saat shalat fardu, jamaah masjidnya sangat banyak. Dan lagi-lagi yang mengagetkan dan membuat haru, banyak sekali anak muda yang menjadi jamaah.

Imam masjidnya bacaan surat-suratnya juga sangat fasih dan merdu. Mereka juga fasih berbahasa Arab. Kang Aher sempat bertemu dan berbincang-bincang dengan imam masjid Katedral.

Keistimewaan lain dari kota Moskow yang menunjukkan bahwa komunitas Islam sangat berkembang, adalah rumah makan muslim yang menghidangkan makanan halal, sangat banyak. “Ukuran rumah makannya besar-besar dan mewah. Di dalamnya banyak dihiasi dengan kaligrafi dan ornamen Islam,” tutur Kang Aher.

Kang Aher mengaku sangat menyukai menu makanan halal di Moskow yang terdiri dari berbagai jenis roti gandum dan daging domba. “Menunya kebanyakan berasal dari negara-negara Kaukasus yang mayoritas beragama Islam.”

Besarnya komunitas Islam di Rusia, dilihat oleh Pemprov Jabar sebagai potensi pasar terutama untuk industri fashion busana muslim. Sebagai salah satu kiblat industri mode dan busana, Bandung memiliki sejumlah perancang busana muslim ternama.

Beberapa orang diantaranya diajak ikut serta dalam Festival Indonesia di kota Moskow. Kehadiran para perancang busana muslim ini setidaknya akan makin memperkuat promosi dan citra Indonesia, khususnya kota Bandung sebagai kiblat busana muslim dunia. (Redaksi – Habis)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here