Apa Gerangan yang Membuat Fatimah Begitu Senang Jelang Wafatnya Nabi?

1171

Jakarta, Muslim Obsession – Meninggalnya Rasulullah Saw pada hari Senin pagi tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriah atau 633 Masehi, tentu membuat para sahabat sedih, karena kekasih Allah SWT yang paling mulia itu telah pergi untuk selamanya meninggalkan umatnya.

Namun saat banyak sahabat dan umatnya bersedih mendengar kabar bahwa Nabi sakit dan akan meninggal dunia, Fatimah az-Zahra putri tercinta Nabi justru tampak senang bahagia. Tidak ada raut kesedihan di muka Fatimah, meski ayah dan Rasulnya itu akan meninggalkan dirinya.

Mengapa Fatimah begitu gembira?

Sebelum menjawab itu, meninggalnya Nabi Muhammad memang menjadi berita besar di seluruh dunia. Karena Muhammad adalah Nabi terakhir yang diutus Allah membawa risalah agama Islam untuk diperkenalkan kepada seluruh umat manusia. Bahkan Islam menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Baca juga: Kekaguman Nabi Musa Terhadap Umat Nabi Muhammad

Sebagai kekasih Allah yang begitu dekat dan diberikan banyak keistimewaan, meninggalnya Nabi tentu tidak seperti masyarakat awam pada umumnya. Jauh-jauh hari Nabi sudah diberitahu bahwa Allah akan menjemputnya. Tanda-tanda meninggalnya Rasulullah begitu nyata, dan banyak yang mengetahuinya.

Dalam sebuah ceramahnya, KH Bahauddin Nursalim atau Gus Baha mengatakan, meninggalnya Rasulullah begitu tertib, sudah diatur dan dirancang sedemikian rupa oleh Allah sehingga terlihat begitu indah. Tandanya dimulai dari haji wada atau tahun perpisahan, dari situ Nabi sudah merasa ajalnya tidak lama lagi.

Baca juga: Begini Cara Malaikat Jibril Mengajari Nabi Muhammad Shalat Lima Waktu

Kemudian Nabi mengalami sakit selama kurang lebih dua minggu. Bahkan pada hari meninggalnya Nabi, Allah SWT mewahyukan kepada Malaikat Izrail supaya turun ke bumi menemui Rasulullah Saw dengan berpakaian sebaik-baiknya, penuh kelembutan.

Allah menyuruh Malaikat Maut mencabut nyawa Rasulullah Saw dengan lemah lembut. Seandainya Rasulullah menyuruhnya masuk, maka dia dibolehkan masuk. Tetapi jika Rasulullah tidak mengizinkannya, dia tidak boleh masuk dan hendaklah dia kembali saja.

“Jadi meningalnya Nabi itu sangat tertib, begitu rapih,” kata Gus Baha.

Baca juga: Kisah Pria Yahudi Masuk Islam Setelah Bermimpi Nabi Muhammad

Lalu Malaikat Jibril juga ikut turun duduk mendampingi Nabi. Kepada Jibril, Nabi selalu menanyakan bagaimana nasib umatnya, dan apa jaminan Allah yang akan diberikan kepada umatnya di akhirat. Begitu seterusnya, Nabi begitu mencemaskan umatnya. Jibril pun meyakinkan kepada Nabi.

Jibril menjawab: “Saya membawa kabar gembira untuk Rasulullah. Sesungguhnya Allah telah berfirman: Aku telah mengharamkan surga bagi semua Nabi dan umat, sampai engkau dan umatmu memasukinya terlebih dahulu.”

Gua Baha mengatakan, saat Malaikat Jibril dan Izrail datang menemui Nabi di rumahnya, Fatimah begitu sedih karena dia tahu Allah akan mencabut nyawanya. Namun usai berbincang dengan malaikat, dan membisiki Fatimah, ia begitu senang dan gembira luar biasa. Fatimah seolah mendapat kabar yang begitu mengembirakan dari Nabi.

Apa yang dibisiki Nabi kepada Fatimah? Gus Baha mengatakan, dalam hadits yang diriwayatkan Aisyah RA, usai pembicaraan Nabi dengan malaikat, Fatimah diberitahu untuk tidak bersedih karena, setelah kematian Nabi, dia adalah orang pertama yang akan menyusul Nabi di surganya Allah SWT.

“Mendengar kabar itu dari Nabi, Fatimah begitu senangnya luar biasa. Karena setelah meninggalnya Nabi, Fatimah diberi tahu dia adalah orang pertama yang akan menyusul Nabi,” katanya.

“Beda kalau sama kamu, diberi tahu mau mati pasti ketakutan luar biasa,” tambahnya.

Benar saja, enam bulan setelah meninggalnya Rasul, Malaikat Izrail kemudian mencabut nyawa Fatimah untuk segera bertemu Nabi di akhirat. Kata Gus Baha, cerita itu diriwayatkan oleh Aisyah RA istri Nabi. Saat itu Kata Gus Baha, Aisyah sempat bertanya kepada Fatimah.

“Mengapa engkau Fatimah awalnya kamu terlihat sedih, tapi saat-saat terakhir Nabi meninggal, kamu justru begitu tampak bahagia,?” kata Aisyah RA seperti dikatakan Gus Baha.

Kata Fatimah ada dua hal yang menjadi penyebabnya. “Pertama saya sedih karena diberitahu Nabi sakit dan akan meninggal dunia. Kedua saya senang saat saya diberi tahu Nabi, bahwa saya adalah orang pertama yang akan menyusulnya di akhirat,” kata Fatimah seperti diutarakan Gus Baha.

Dari situ Gus Baha mengatakan, meninggalnya para kekasih Allah itu justru menjadi kabar gembira yang begitu menyenangkan. Para kekasih Allah itu tidak pernah takut dengan kematian. Karena kematian adalah jalan untuk bisa kembali dan berjumpa kepada Allah pemilik alam semesta ini. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here