Wanita Rohingya Hadapi Risiko Pelecehan dan Masalah Kesehatan

1191
Perempuan pengungsi Rohingya mengatur buaian untuk anak di tenda darurat mereka di kamp pengungsi Balukhali di Cox's Bazar di Bangladesh pada 23 Agustus 2018. (Foto: Reuters)

Rohingya, Muslim Obsession – Pengungsi wanita Rohingnya menghadapi risiko pelecehan dan masalah kesehatan.

Mereka kehilangan bantuan dan berada pada risiko tinggi aksi pelecehan, karena fasilitas yang tidak aman dan memadai. Demikian dilaporkan Oxfam pada Selasa (11/9/2018).

Dalam laporannya, agensi internasional tersebut mengatakan bahwa untuk melindungi para wanita pengungsi Rohingya dibutuhkan dana $ 72 juta. Mereka menyerukan 15 persen dari setiap pendanaan baru agar disisihkan untuk program-program kemanusiaan yang dirancang untuk mendukung kesejahteraan perempuan.

Saat ini, menurut mereka tidak ada anggaran yang berdiri sendiri untuk memenuhi kebutuhan khusus perempuan dalam keseluruhan aksi tanggap darurat. 

Sementara itu, Menteri Negara Urusan Luar Negeri Md Shahriar Alam mengatakan pemerintah Bangladesh telah mengakui kebutuhan khusus perempuan dan anak-anak. Juga telah memberikan dukungan kemanusiaan khusus bagi mereka.

“Kami menyediakan layanan kesehatan yang diperlukan kepada 34.338 wanita hamil. Sampai sekarang, 3.554 anak telah lahir dengan selamat dalam fasilitas tersebut,” katanya seperti dilansir The Daily Star, Rabu (12/9/2018).

Meskipun, kata Shariar para wanita tetap sangat rentan terhadap penganiayaan dan diskriminasi. Sebagaimana telah didokumentasikan secara internasional bahwa Myanmar melakukan pemerkosaan untuk menciptakan teror di kalangan Rohingya.

Lebih dari sepertiga perempuan yang disurvei oleh Oxfam mengatakan mereka tidak merasa aman atau nyaman untuk mengambil air atau menggunakan toilet dan bilik mandi. Karena, banyak di antaranya tidak memiliki atap dan pintu yang dapat dikunci.

Bahkan tiga perempat gadis remaja mengatakan mereka tidak memiliki fasilitas apa pun menghadapi masa menstruasi mereka. Oxfam menemukan bahwa fasilitas yang buruk juga meningkatkan risiko pelecehan seksual.

Ratusan insiden kekerasan berbasis gender dilaporkan setiap minggu. Menteri negara mengaku telah meminta mitra internasional untuk mengintensifkan kampanye mereka.

Sebagai solusi permanen masalah Rohingya, serta memastikan pengembalian yang aman dan berkelanjutan dari warga Myanmar yang dipaksa mengungsi. (Vina)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here