Senja untuk Siti (Bagian 5)

1710

Maka malam itu juga aku lekas membuktikan kata-katanya. Aku sudah hafal kode rahasia itu. Selanjutnya aku hanya perlu mengingat-ingat kode rahasia untuk masuk dalam mimpi si gondrong.

Hei… lebih asyik aku memanggilnya dengan sebutan lelaki genit.

Perhatikan saja matanya jika sedang bicara, dia memang genit. Meski demikian, aku suka dengan sikapnya. Ya, kurasa dia sudah tahu tentang hal ini.

Saat aku mulai tertidur dan mulai masuk pada dunia mimpi, aku tinggal menyebutkan kode rahasianya. Dan saksikanlah bagaimana aku bisa masuk dalam mimpi lelaki genit itu.

***

Kupu-kupu beraneka warna itu terbang rendah saat mataku menyapu pandang. Hei… bukankah suasana seperti ini pernah diceritkan lelaki genit itu?

Aku seperti sedang terdampar di negeri para Peri dalam sebuah dongeng di buku-buku. Seperti berada dalam dunia yang entah, tapi nyata.

Dan aku ingat betul kode rahasia yang diberikan lelaki genit padaku, lantas aku membacanya perlahan. Sungguh, ini seperti déjà vu!

(Bersambung…)


Redaksi menerima tulisan berupa cerpen atau novel dari para pembaca untuk dimuat di rubrik Hikayat setiap akhir pekan. Kirimkan tulisan Anda ke email: [email protected]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here