Senja untuk Siti (Bagian 2)

1028

Aku tak bisa berkata apa-apa. Selanjutnya aku tak mau mengganggunya. Aku biarkan dia istirahat sendirian di kamar tamu, setelah aku meninggalkan sepotong selimut dan balsem otot.

Siti, kau manis malam ini. Pesan singkat darinya beberapa detik bersarang di ponselku. Aku hanya menjwab: Gombalanmu tak berlaku. Sudah. Istirahatlah!

Harus aku akui, malam ini cukup mengejutkan buatku. Aku makin yakin dia memang lelaki gila.

                                                            ***

Hari berikutnya dia mengabarkan ingin mengajakku ke sebuah taman. Taman yang indah katanya. Dia menjelaskan, di taman itu banyak kupu-kupu terbang rendah, sebab di sana tumbuh aneka macam bunga-bunga. Saat aku tanya di mana tempatnya, dia memastikan itu tak jauh dari pusat kota tempat tinggalnya.

Aku ingin mengajakmu pergi ke sana. Biar kau tahu perbandingan antara alam yang indah dengan dirimu yang juga indah. Kali ini dia menelponku. Lekas kubilang tak akan tergoda lagi dengan semua rayuan gombalnya.

(Bersambung…)


Redaksi menerima tulisan berupa cerpen atau novel dari para pembaca untuk dimuat di rubrik Hikayat setiap akhir pekan. Kirimkan tulisan Anda ke email: [email protected]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here