Risiko Covid-19 pada Ibu Hamil dan Menyusui? Ini Faktanya

767

Jakarta, Muslim Obsession – Jumlah infeksi virus Corona terus meluas ke sejumlah negara, termasuk Indonesia. Siapa saja dapat terinfeksi virus ini, tak terkecuali ibu menyusui. Lantas, bagaimana dampak virus ini terhadap ibu menyusui dan bayi yang sedang disusui?

Apa kata penelitian terkini soal Covid-19 pada ibu dan si kecil?

1. ASI (sejauh ini) tidak dapat menularkan SARS-CoV-2 pada bayi

Air susu ibu (ASI) adalah prioritas untuk kesehatan bayi. Dilansir oleh UNICEF, ASI adalah sumber nutrisi penting untuk membentengi sang buah hati dari berbagai penyakit.

Hingga saat ini, penelitian-penelitian terkini membantah adanya kaitan penularan SARS-CoV-2 pada bayi lewat ASI. Akan tetapi, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mencatat bahwa “ibu hamil memiliki risiko yang sama dengan orang biasa”.

Dalam sebuah penelitian mendalam terhadap SARS-CoV-2 di Wuhan, Tiongkok, sampel ASI diambil dari enam pasien yang tengah hamil. Setelah diuji coba, ternyata tidak ditemukan jejak SARS-CoV-2 dalam ASI.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa risiko penularan terbesar masih terletak pada droplet dari ibu kepada bayi. Akan tetapi, baik CDC dan WHO menyatakan bahwa penelitian lebih lanjut harus dilakukan.

2. Risiko tertular SARS-CoV-2 pada ibu hamil

Sebelum membicarakan risiko penularan SARS-CoV-2 lewat ASI, pertanyaan terbesarnya adalah “bagaimana mencegah ibu hamil terkena Covid-19?”

CDC sebelumnya memaparkan bahwa ibu hamil memiliki kemungkinan untuk tertular SARS-CoV-2 yang sama dengan orang biasa. Selanjutnya, CDC mencatat hal-hal berikut:

  • Ibu hamil tengah mengalami perubahan dalam tubuh mereka, sehingga membuka risiko tertular SARS-CoV-2, dan
  • Tingkat keganasan lebih tinggi pada ibu hamil yang terpapar oleh virus, seperti virus influenza, SARS-CoV-2, dan famili virus corona lainnya.

Jadi, alangkah lebih baik untuk menjaga ibu hamil dari paparan virus, terutama SARS-CoV-2 agar tidak menyesal di kemudian hari.

3. Risiko penularan SARS-CoV-2 pada bayi

Beberapa waktu setelah melahirkan, orangtua bayi ternyata dites positif SARS-CoV-2. Lalu, tanpa disadari, mereka melakukan kontak dengan sang bayi. Akibatnya, sang bayi juga ikut terkena SARS-CoV-2.

Ingin mencegah skenario seperti ini? Bisa banget, bunda dan ayahanda.

CDC menyatakan bahwa penularan SARS-CoV-2 pada bayi selama masa kehamilan kecil kemungkinannya. Akan tetapi, penularan via manusia pada bayi setelah lahir lewat droplet? Besar kemungkinannya, mengingat lemahnya sang bayi.

Daripada takut dengan penularan lewat ASI, alangkah lebih baik untuk berkonsentrasi pada pencegahan penularan SARS-CoV-2 setelah bayi lahir.

4. Menghindari penularan SARS-CoV-2 untuk ibu hamil dan bayi

Dikarenakan kondisi ibu hamil yang cenderung melemah, CDC menyarankan “mencegah lebih baik daripada mengobati” atau lebih baik mencegah terkena Covid-19 daripada paranoid menyusui.

Masih sama dengan langkah-langkah pencegahan lainnya, ibu hamil harus:

  • Menghindari kontak dengan penderita Covid-19 atau mereka yang terpapar pada SARS-CoV-2,
  • Pembatasan fisik minimal 1 meter,
  • Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau dengan pembersih tangan berbahan alkohol,
  • Membersihkan permukaan sebelum disentuh,
  • Hindari menyentuh mulut, hidung, dan mata, dan
  • Tetap di rumah jika merasa tidak sehat.

5. Langkah-langkah menyusui untuk ibu hamil positif Covid-19

Dengan mengetahui bahwa sejauh ini tidak ada hubungan antara Covid-19 dengan ASI, ibu hamil positif Covid-19 tidak perlu takut untuk menyusul. Agar aman, sebelum menyusui, alangkah baiknya untuk berkonsultasi dengan dokter.

Seperti yang kita ketahui, ada dua opsi pemberian ASI: langsung dan pompa.

CDC, WHO, dan UNICEF menyarankan, jika ibu hamil dengan Covid-19 memutuskan pemberian ASI langsung, maka disarankan untuk mencuci tangan sebelumnya, memakai masker agar droplet tidak mengenai bayi, dan membersihkan permukaan benda sebelum disentuh.

Jika ibu hamil memutuskan untuk memberikan ASI pompa karena terlalu lemah untuk menyusui? Masih sama, ibu hamil diwajibkan menjaga kebersihan dengan mencuci tangan sebelum memompa ASI.

Setelahnya, mungkin para bunda dan ayahanda ingin mempertimbangkan:

  • Menyuapi ASI oleh anggota keluarga,
  • Meminta pertolongan inang penyusu yang prima untuk menyusui sang bayi, atau
  • Relaktasi (melanjutkan pemberian ASI setelah sembuh).

Selama ASI tidak dilarang untuk bayi, meskipun tengah menderita Covid-19, usahakan untuk memberikan asupan ASI yang cukup untuk sang buah hati. Hanya saja, ingat! Selalu jaga kebersihan diri agar si kecil tidak ikut tertular.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here