Puasa itu Membawa Kejutan

723

Oleh: Imam Shamsi Ali (Presiden Nusantara Foundation)

Tidak diingkari bahwa bulan Ramadan itu adalah bulan yang penuh dengan kejutan-kejutan (surprises). Dalam bahasa agama kejutan-kejutan ini dikenal dengan “ mu’jizaat” atau kemukjizatan.

Karenanya tidak berlebihan jika saya juga menamai bulan ini sebagai “Syahrul mu’jizah” (bulan kemukjizatan).

Mukjizat adalah peristiwa-peristiwa terjadi yang berada di luar jangkauan pikiran biasa manusia. Saya tidak mengatakan bahwa mukjizat itu logis atau rasional. Karena peristiwa-peristiwa mukjizah bukan tidak rasional atau logis. Hanya saja manusia tidak mampu memahami detailnya secara akal.

Mukjizat-mukjizat itu secara global sangat rasional. Kenapa? Karena logika yang benar adalah logika yang memahami “qadarullah” (kekuatan Allah) sebagai kekuatan Yang tanpa batas.

Selama sebuah peristiwa itu dikaitkan dengan kuasa Allah, maka apapun bentuknya itu adalah logis. Meragukannya justeru tidak rasional dan tidak logis karena jelas bertentangan dengan tabiat Kekuasaan itu.

Di bulan Ramadan ini sungguh banyak peristiwa-peristiwa terjadi yang berada di luar kemampuan akal manusia memahaminya. Beberapa contoh di bawah ini menyimpulkan jika memang Ramadan adalah bulan kemukjizatan.

Perang Badr adalah perang pertama yang terjadi dalam sejarah perjalanan umat ini. Perang ini sesungguhnya menentukan wajah perjalanan dakwah Rasul. Perang ini terjadi di bulan Ramadan.

Perang Badr dapat dikatakan satu dari kejutan-kejutan itu. Berapa tidak, secara akal biasa manusia susah untuk dipahami arahnya. Bagaimana mungkin dimenangkan oleh pasukan Islam? Selain jumlah Yang tidak berbanding, juga mereka dalam keadaan puasa. Apalagi perang ini terjadi di musim panas yang dahsyat.

Perang Badr itu komposisinya adalah pasukan Muslim hanya 303 melawan kekuatan musuh kafir Quraysh sebesar 1000 lebih tentara. Artinya jumlah musuh tiga kali lipat dibanding jumlah pasukan orang-orang yang beriman.

Secara peralatan perang mereka jauh lebih unggul. Pasukan Rasulullah SAW hanya memiliki dua ekor kuda. Sementara lawannya memiliki seratus pasukan berkuda. Pasukan berkuda ketika itu merupakan pasukan elit. Kuda adalah alat perang yang paling canggih.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here