Potret Kehidupan Guru Prasejahtera di Desa #SahabatGuruIndonesia

880
Sajad sedang memberikan materi ke murid-muridnya.

Sajad Setiadi (50) selaku Kepala sekolah sekaligus guru MI Malnu Cikarang menjelaskan, di sekolahnya ada tujuh orang tenaga pengajar. Mereka semua merupakan warga sekitar sekolah.

“Guru-guru di sini digaji 400 ribu rupiah, tapi harus per enam bulan karena biaya operasional sekolah baru cair di waktu itu,” jelas Sajad.

Semua guru yang mengajar di MI Malnu Cikarang merupakan perempuan. “Guru di sini perempuan semua, jadi sang suami yang bekerja utama di tempat lain untuk memenuhi kebutuhan keluarga,” tambah Sajad.

Sementara itu, sejak tahun 2015, empat ruang sekolah mengalami kerusakan. Gempa-gempa kecil yang sering terjadi dan angin puting beliung pada tahun itu menghancurkan ruang kelas. Tiang utama penyangga atap roboh dan merambat ke ruang lain yang bersebelahan.

Akibatnya, saat ini hanya dua ruang kelas yang hanya dapat digunakan, bahkan salah satu kelas kondisinya cukup memprihatinkan. Lantai telah banyak yang pecah dan berganti tanah, sedangkan meja dan bangkunya juga terbatas.

Tiap harinya, kegiatan belajar kelas 1, 2 dan 3 digabung dalam satu ruangan. Pun dengan kelas 4, 5, dan 6 menggunakan satu ruang lain. Baris duduk jadi pemisah antarkelas. Tiga guru wali kelas pun tiap harinya mengajar dalam satu ruangan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here