Perjalanan Duta Besar Jerman Murad Wilfried Memeluk Islam

3387

Tiga Hal yang Membuat Murad Jatuh Cinta pada Islam

Murad mengatakan bahwa ada tiga hal yang membuatnya jatuh cinta dan memeluk Islam. Pertama, adalah ketika tahun 1962, selama perang kemerdekaan Aljazair yang berlangsung delapan tahun.

Prancis telah membuat perjanjian dengan para pemberontak bahwa jika mereka mengadakan gencatan senjata selama enam bulan, maka mereka akan diberikan kedaulatan. Namun, para pemukim Prancis sangat keras terhadap orang-orang Aljazair, dan melakukan semua yang mereka bisa untuk memprovokasi mereka untuk berperang, tetapi mereka melawan, seperti yang mereka janjikan.

“Saya sangat tertarik dengan tingkat kedisiplinan orang-orang ini sehingga saya diminta membaca Al-Quran untuk melihat apa yang memberi mereka kekuatan seperti itu,” katanya, dikutip dari About Islam, Kamis (16/1/2020).

“Dalam pikiran saya, saya ingin bertaubat, tetapi belum secara resmi. Saat itulah saya meninggalkan semua ideologi Kristen saya.”

Faktor Kedua adalah seni Islam. “Sebelum itu, saya adalah seorang kritikus balet dan melakukan perjalanan hampir 50 kali setahun, terutama ke AS, untuk menonton dan mengkritik pertunjukan balet. Sebagai seorang kritikus, seseorang harus memiliki standar,” katanya.

“Tapi semua itu membuatku dingin, sampai aku melihat seni Islam. Yang pertama adalah di kota-kota Spanyol Granada, Cordoba, Seville di Spanyol selatan dan Andalusia. Seni Islam menyentuh saya dengan cara yang tidak ada seni apapun mampu menyentuh hati saya,” katanya.

Faktor Ketiga adalah Filsafat. “Saya tidak dilatih sebagai filsuf, tetapi pada waktu yang senggang saya membaca filsafat,” ujar Murad. Beberapa filsuf terbesar sepanjang masa adalah Muslim. Ibn Sina, Ibn Khaldun, Al-Ghazali dan Ibn Rushd ada di antara mereka.

“Aku marah dan menyesal karena tidak mengenal mereka sebelumnya,” jelasnya.

Beberapa filsuf terkenal sangat dipengaruhi oleh Ibn Khaldun yang merupakan pendiri sosiologi dan sejarawan ilmiah pertama yang kritis. Bagi Murad, dia adalah satu-satunya sekaligus pendiri dua ilmu.

Namun, ia tidak diakui di Eropa sampai abad ke-20, meskipun beberapa orang Eropa telah menemukannya di abad ke-19. Pada tahun 1980, Kantor Luar Negeri Jerman menyelenggarakan presentasi komprehensif tentang Islam untuk mengajar para diplomat yang akan ditempatkan di negara-negara Islam.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here