Ormas Islam Indonesia dan Polemik Muslim Uighur

746

Memang tampaknya ada permasalahan keamanan dalam Negeri Tiongkok di Xinjiang. Kami ketika berkunjung Ibu Kota Xinjiang yakni Urumqi, kami dibawa ke salah satu tempat seperti Museum tentang pemberantasan terorisme. Di sana digambarkan bagaimana pengamanan masalah-masalah kekerasan dan terorisme.

Sehingga ingin menggambarkan kepada delegasi bahwa urusan di Xinjiang adalah urusan keamanan dalam negeri Tiongkok. Itu adalah perlawanan-perlawan terhadap terorisme. Dalam satu panel digambarkan keterkaitan antara Terorisme di Xinjiang dengan ISIS.

Sementara itu, di media dimunculkan seolah-olah kita tidak bersuara, terutama media barat. Kita juga menganggap media Amerika tidak memahami laporan atau informasi yang disampaikan oleh delegasi ormas Islam dalam menggambarkan kondisi yang ada sesuai apa yang dapat dilihat seluruh delegasi ormas Islam saat berkunjung ke Xinjiang. Kemudian memunculkan pandangan seperti salah satunya suap dan lain sebagainya.

Karena pada dasarnya kunjungan Muhammadiyah, NU, ataupun MUI untuk bisa melihat situasi ke Xinjiang adalah atas usulan Ormas Islam yang disetujui oleh pemerintah Tiongkok. Kemudian melalui Kedutaan Besar Tiongkok disusun jadwal dan tempat untuk mengunjungi Xinjiang.

Sebenarnya di Tim Muhamamadiyah, sebelum berangkat didiskusikan terlebih dahulu apakah masih mungkin diberikan keleluasaan dari jadwal. Termasuk usulan untuk mendapatkan informasi-informasi dari masyarakat muslim Uigur dengan bermalam di wilayah muslim Uighur dan usulan tersebut sudah dikomunikasikan ke Kedutaan Tiongkok. Akan tetapi mereka lebih mengarahkan kepada program perjalanan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu kunjungan lebih ke bagaimana melihat situasi di Xinjiang sesuai ketetapan Pemerintah Tiongkok.

Dalam kunjungan tersebut juga disertakan tiga wartawan nasional agar dapat mewartakan keadaan di Xinjiang selama kunjungan dilaksanakan. Selama kunjungan masyarakat Indonesia dapat mengakses berita yang langsung dikirimkan para wartawan pada hari yang sama ke redaksinya sesuai dengan situasi yang ada. Hal tersebut dapat saja ditelusuri lebih lanjut.

Usulan melibatkan wartawan berasal dari Ormas Islam, agar perjalanan dapat diliput dan tidak ada yang ditutup tutupi, sehingga masyarakat luas di Indonesia mendapatkan hak informasi terkait perkembangan di Xinjiang. Delegasi Ormas Islam bukan satu satunya delegasi yang diundang oleh Pemerintah Tiongkok untuk melihat Xinjiang, ada delegasi Wartawan, Delegasi Partai Politik Indonesia, namun hanya Delegasi Ormas Islam yang diberitakan negatif menerima suap dari Pemerintahan Tiongkok.

Usulan untuk dapat berkunjung ke Xinjiang yang disampikan ormas Islam dilakukan untuk memastikan keterbukaan pemerintahan Tiongkok. Jika memang pemerintah Tiongkok menganggap tidak ada masalah di sana maka mereka memberikan akses untuk masuk ke Xinjiang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here