Muhammadiyah Bolehkan Masjid Dijadikan Tempat Berpolitik, Ini Syaratnya

675
Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (Foto: Liputanislam.com)

Jakarta, Muslim Obsession – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir tak keberatan masjid dijadikan tempat berpolitik. Hanya saja, Haedar mensyaratkan masjid tersebut digunakan sebagai pusat pendidikan politik karena hal itu menjadikan kesantunan dan keadaban dalam berpolitik.

“Jadikan masjid sebagai pusat pencerdasan, pendewasaan, dan pendidikan politik agar masyarakat menjadi melek politik dan punya keadaban. Dari masjid inilah pendidikan politik berjalan. Tapi politik yang mencerdaskan, politik moral, dan bukan pada pilihan-pilihan politik praktis,” katanya di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Kamis (5/7/2018).

Masjid sejatinya, kata dia, dijadikan pusat pencerdasan, pendewasaan, dan pendidikan politik masyarakat secara positif, bukan sebaliknya dijadikan tempat politik praktis, maka dari itu, Haedar mengajak masyarakat untuk tidak menjadikan masjid sebagai tempat politik praktis. Apalagi saat ini tahapan politik jelang Pemilihan Umum 2019 telah dimulai.

“Muhammadiyah itu paling depan sejak dulu mengajak masyarakat, termasuk warga Muhammadiyah sendiri, untuk tidak menjadikan masjid sebagai pusat politik praktis dan politisasi,” tukasnya. (Bal)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here