Masya Allah! Meski Dibelah Tsunami, Masjid Jami Pantoloan Tetap Utuh

1538

“Pas itu Magrib. So (sudah) azan. Kami ambil wudhu semua. Pas ambil wudhu dia goncang pertama ke samping. Lalu tanah bergoncang lagi naik turun. Semua lari, tapi adzan tetap diselesaikan,” kisah Alif, seperti dilansir ACT, Rabu (17/10/2018)

Tidak ada yang pernah menyangka, adzan Maghrib pada Jumat (28/9/2018) sore itu bakal menjadi adzan Magrib yang tak mungkin dilupakan. Alif, pemuda semester tiga jurusan sosiologi Universitas Tadulako itu bercerita, setelah adzan diselesaikan, tanah masih bergoyang keras sekali.

“Gempa itu goncang begini naik turun. Kita taluncur, ada yang tasalto. Orang berjalan merangkak seperti bayi, yang naik motor itu jatuh semua. Rumah-rumah juga tidak ada runtuh ke samping, tapi runtuh ke bawah semua. Pas udah lama dari situ, baru air (tsunami) naik,” tutur Alif dengan logat To Kaili (orang Kaili) yang kental.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here