Masjid Berusia Hampir 300 Tahun, Bukti Penyebaran Agama Islam di Bogor

4195
Al-Mustafa 3
Al-Quran yang ditulis tangan oleh Tubagus H. Mustafa Al-Bakri masih tersimpan rapi di Masjid Al-Mustafa.

Menyimpan Al-Quran Kuna

Masjid ini pun menyimpan bukti sejarah lainnya, yakni Al-Quran yang ditulis tangan. Selain itu ada juga buku catatan khutbah Jumat yang ditulis tangan oleh Tubagus Mustofa. Baik Al-Quran maupun buku catatan khutbah Jumat ditulis di atas lembaran kulit yang usianya ditaksir sama dengan bangunan masjid.

Daya tarik masjid juga muncul dari air wudlu. Air yang digunakan untuk berwudlu di masjid ini tidak seperti air di masjid-masjid lainnya yang menggunakan air dari perusahaan, tetapi menggunakan mata air alami yang letaknya tidak jauh dari masjid. Air ini, konon, tidak pernah habis sejak dulu walaupun musim kering.

“Kan dulu ini tiang jati ya, terus wudhu nya disitu pake kolam, biasanya di kobok, dan ini air ngga pernah habis-habis, ini airnya dari sumber mata air, dari masjid sekitar 200 meter lah, jadi dari sana penampungannya jadi dialirkan ke sini. Walaupun musim kemarau belum pernah kering,” jelasnya.

Al-Mustafa 4
Catatan khutbah Jumat yang ditulis tangan.

Menurut Mukti, mata air ini memiliki ukuran kedalaman sekitar 190 meter. Dengan menggunakan pipa ukuran 4 inci dan 3 inci, mata air ini dialirkan melalui pipa-pipa ke masjid. Mata air tersebut bahkan juga dialirkan pada 38 rumah warga sekitar masjid.

Sebagai situs sejarah, Masjid Al-Mustafa banyak dikunjungi wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri. Tapi, tak sedikit juga yang datang untuk mempelajari sejarahnya atau untuk berziarah ke makam Raden Dita Manggala.

Pada tahun 2012, imbuh Mukti, Masjid Al-Mustafa kedatangan tamu dari mancanegara, tepatnya dari Yaman dan Arab Saudi. Para pengunjung ini sempat memberikan bantuan untuk pembangunan masjid Al-Mustofa.

“Kalau bulan puasa banyak. Wisatawan asing juga ada. Waktu itu dari Arab Saudi dan Yaman. Ini juga dibangun sama orang Arab Saudi yang tambahannya. Rencanannya mau ditingkatkan, tapi karena orangnya nggak ke sini lagi, jadi nggak diterusin,” tuturnya.

Status Masjid Al-Mustafa diakui sebagai situs sejarah oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Melaui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, pada tahun 2011 silam, Pemkot Bogor telah menetapkan Masjid Al-Mustofa ini sebagai salah satu cagar budaya di Kota Bogor. (Iqbal/Fath)

3 KOMENTAR

  1. Assalamu’alaikum wr.wb,

    Ceritanya sungguh menarik dan spektakuler, kalau dilihat tahun kelahiran Masjid ini (728 H, atau 1307 M), Masjid ini harusnya masuk kedalam deretan Masjid tertua di Indonesia, mengalahkan Masjid Wapauwe (1414 M, Maluku), Masjid Ampel (1421 M, Surabaya) dan Masjid Agung Demak (1474 M, Kota Demak).

    Yth menulis, tolong dipertimbangkan catatan dibawah ini :
    1. Lokasi Masjid ini terletak didaerah keluarahan Bantarjati, Kota Bogor, Jawa Barat. Penyebaran Islam di Jawa Barat, Bogor pada khususnya lebih cenderung dilakukan oleh Syeikh Quro/Syeikh Hasanuddin(Karawang) dan pengikutnya, dimana Syeikh Quro mendarat di Karawang dan mendirikan pesantren dan Masjid sekitar tahun 1418 M;
    2. Pada tahun 1307 M Kerajaan besar di Jawa Barat adalah Kerajaan Sunda-Galuh dengan Raja yang bertahta Prabu Citraganda (1303-1311 M), agama yg ada Hindu-Budha. Pada masa ini di Jawa Barat belum masuk Islam termasuk Banten dan Cirebon;
    3. Seperti halnya Seikh Quro, pesantrennya didatangi putra Mahkota Raden Pamanah Rasa (Prabu Siliwangi), karena dianggap meresahkan masyarakat, kemungkinan yang sama pasti terjadi pada jaman Prabu Citraganda (tetapi tidak ada literaturnya);
    4. Tahun 1307 M nama Kampung Baru belum ada, Kampung Baru ditemukan oleh tim ekspedisi ke 1 yang dipimpin oleh sersan Scipio (VOC) pada tahun 1687 M, kemudian nama Kampung Baru dan pemerintahannya baru berjalan tahun 1689-1705 denga Demang petama Rd. Tanujiwa (Ki Mastanu).

    Demikian komentar dari Saya, mohon maaf atas koreksi dan masukannya, bukan semua infomasi yang akan disaurkan ke publik harus Shahih apalagi menyangkut Masjid,

    Wassalamu’alaikum wr. wb,

    (Endang Suhendar Diponegoro),
    (asal kota Bogor, sekarang tinggal di Cikampek-Karawang).

  2. Assalamualaikum wr wb
    Bapak ibu yg saya hormati dan di rahmati Allah ,, sejarah datang nya isalam dan perkembangan Islam kota Bogor ini sangat perlu dan penting sekali buat generasi muslim di zaman sekarang ini sebagai pembelajaran dan pendidikan,, jangan sampai abu abu atau pun hilang. Mohon informasi atau ada buku sejarah yang mencatat dan menceritakan hal tersebut.
    Kebetulan anak saya sangat membutuhkan nya.. sebagai bahan pembelajaran.
    Jika ada mohon sekali ,,dapat di kirim melalui email saya.
    Terima kasih

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here