Kunjungi Menteri Agama, Para Ulama Madura Tabayyun Soal LGBT

1112
Lukman dan Ulama Madura
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat menerima kunjungan para ulama Madura di Jakarta, Rabu (10/1/2018). (Foto: Kemenag)

Jakarta, Muslim Obsession – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menerima 18 Ulama Madura yang tergabung dalam Aliansi Ulama Madura (AUMA), Forum Kiai Muda, Nahdlatul Ulama, BASSRA, dan FPI di Kantor Kementerian Agama Jakarta, Rabu (10/1/2018).

Kedatangan para ulama itu untuk meminta menggali informasi seputar isu LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Trasngender) dan Buku Ajar agama Islam.

“Kami mohon pencerahan Pak Menteri mengenai LGBT dan Buku Ajar agama Islam. Tentang LGBT banyak asumsi dalam masyarakat. Takutnya salah tafsir dan terjadi miss komunikasi. Kami mendapat banyak pertanyaan langsung dari masyarakat. Dan biar kami bisa menjawab dengan benar, maka kami bersilaturahim ke sini,” kata salah seorang ulama, seperti dilansir situs resmi Kementerian Agama.

Menanggapi hal itu, Menag mengatakan jika semua agama tidak ada yang mentolelir LGBT. Akan tetapi, menurutnya, semua orang harus bias mengayomi penderita LGBT.

“Semua agama tidak ada yang mentolelir LGBT. Yang menjadi perdebatan adalah apa penyebab LGBT. Ketika mereka menyimpang, saat mereka tersesat, sudah menjadi kewajiban kita untuk mengembalikan mereka ke jalan yang benar,” jelas Menag.

Hal itu dilakukan, lanjut Menag, karena dakwah berarti mengajak bukan hanya kepada orang Islam. Tapi justru mengajak orang yang di luar jalan lurus untuk kembali ke jalan Allah.

“Sekali lagi, yang kita perangi adalah tindakannya, bukan manusianya. Dan mungkin karena banyak hal, apa yang saya sampaikan ini dipolitisir, dipelintir, digoreng atau apa yang akhirnya disalahpahami. LGBT apa pun alasannya tidak bisa dibenarkan. Dan menurut saya, mereka harus dibimbing dan diarahkan. Ini adalah salah satu fungsi dakwah,” imbuh Menag.

Menag lalu bercerita saat diirnya diundang sebagai pembicara oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI), pada 26 Agustus 2016 lalu. Saat itu, terang Menag, ternyata AJI juga memberi penghargaan baik secara individu maupun komunitas yang mereka nilai memperjuangkan kemerdekaan media pers, utamanya bagi kalangan marginal.

“Salah satu yang mendapat penghargaan itu adalah komunitas LGBT yang dinilai memperjuangkan kehidupan komunitasnya. Saya saat itu tidak mengetahui akan ada penghargaan seperti itu. Dalam situasi seperti itu, saya tidak bisa meninggalkan tempat secara cepat. Mengenai sikap. Sikap saya tegas perilaku LGBT tidak bisa ditolerir,” tandas Menag.

Pada kesempatan itu, Menag mengapresiasi sikap para ulama yang melakukan tabayyun kepadanya. Ke depan, Menag berharap para ulama berkenan memberi masukan kepada umara.

“Tabayyun seperti ini, menambah semangat kami untuk berbenah lebih baik. Bahwa kami tidak sendiri. Semoga Allah Swt. meridhai segala amal dan niat baik kita. Semoga para ulama mendapat kesehatan untuk mampu dampingi umat untuk kemaslahatan Bersama,” ujar Menag. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here