Kisah Qais bin Sa’d dan Utang Teman-temannya

1854

Kedermawanan Sayyidina Qais bin Sa’d terbilang di atas rata-rata. Ia tidak ragu berutang demi memenuhi kebutuhan orang lain yang membutuhkannya. Dalam sebuah riwayat dikatakan:

كان قيس بن سعد يطعم الناس في أسفاره مع النبي—صلى الله عليه وسلم—وكان إذا نفد ما معه تدين، وكان ينادي في كل يوم، هلموا إلى اللحم والثريد

“Qais bin Sa’d memberi makan orang-orang dalam perjalanannya bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, jika ia kehabisan apa yang bersamanya (miliknya), ia akan berutang, dan berseru (kepada orang-orang) setiap hari, kemarilah (untuk memakan) daging dan tsarîd (roti yang berkuah).” (Imam Al-Dzahabi, Siyar A’lâm Al-Nubalâ’, 2001, juz 3, h. 107)

Kedermawanannya sampai membuat Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar khawatir bahwa ia akan menghabiskan harta ayahnya. Karena Qais bin Sa’d tak segan berutang untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Dalam sebuah riwayat dikisahkan:

كان قيس يستدين ويطعمهم، فقال أبو بكر وعمر: إن تركنا هذا الفتى، أهلك مال أبيه

“Qais (sering) berutang dan memberi makan orang-orang. Abu Bakar dan Umar berkata: “Jika kita biarkan pemuda ini (tetap melakukannya), dia akan menghabiskan harta ayahnya.” (Imam Ibnu ‘Asakir, Tarîkh Madînah Dimasyq, Beirut: Darul Fikr, 1997, juz 49, h. 415)

Ketika ayahnya, Sayyidina Sa’d bin Ubadah mendengar perkataan Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar, ia tidak sependapat dengan mereka. Ia sangat bangga terhadap kedermawanan anaknya, Qais bin Sa’d. Ini menunjukkan bahwa ayahnya sangat mendukung perbuatan anaknya, meski ia tahu maksud Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar adalah baik. Respon yang sama juga ditunjukkan olehnya ketika ada sebagian orang yang melaporkan kedermawanan Sayyidina Qais yang dianggap berlebihan. Riwayat tersebut mengatakan:

خرج قيس بن سعد في جيش فيهم عمر بن الخطّاب, فجعل قيس ينفق علي الجيش حتي قفلوا, فقال بعضعم لسعد: إنّ ابنك فيس لم يزل ينفق علي الجيش حتي قفلوا, فقال سعد: أتبخلوني في ابني, والله إنّي لأحمده علي السخاء وأذمّه علي البخل

“Qais keluar (berpergian) dengan pasukan yang di dalamnya ada Umar bin Khattab. Qais membiayai (kebutuhan) pasukan hingga mereka kembali. Sebagian dari pasukan tersebut melapor kepada Sa’d (ayah Qais): “Sesungguhnya anakmu, Qais, selalu membiayai (kebutuhan) pasukan (selama perjalanan) hingga mereka kembali.” Sa’d berkata: “Apa kalian hendak membuat bakhil anakku (dengan melaporkan ini). Demi Allah, sesungguhnya aku sangat memuji Allah atas kedermawanan, dan aku sangat mencela kebakhilan.” (Imam Ibnu ‘Asakir, Tarîkh Madînah Dimasyq, 1997, juz 49, h. 415)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here