Keutamaan Bulan Rajab

2148

Namun kalender yang dipergunakan adalah kalender campuran bulan-matahari. Peredaran bulan digunakan, dan untuk mensinkronkan dengan musim dilakukan penambahan jumlah hari. Praktek ini di dalam QS. at-Taubat: 37 disebut an-nasiy. Dalam kalender ini, pergantian tahun selalu terjadi di penghujung musim panas (sekitar bulan September).

Besar kemungkinannya penegasan Rasulullah dengan menyebut bulan Rajab mudhar ada kaitannya dengan konteks zaman transisi itu. Oleh karenanya, dapat dimaklumi bahwa bulan Rajab mudhar (antara Jumadil Akhir dengan Sya’ban) dipahami sebagai bulan mulia oleh umat Islam. Sama halnya mereka memuliakan bulan Rajab rabi’ah (antara Sya’ban dengan Syawwal) yang telah tergantikan kemuliaannya menjadi bulan Ramadhan.

Tak sedikit ulama yang menganjurkan memperbanyak amal di bulan Rajab atas dasar fadailul a’mal, seperti mengerjakan salat sunnah khusus sesudah shalat Maghrib, berpuasa sunnah sebulan penuh, memperbanyak istighfar Rajab dan shalawat Rajab. Walaupun dalam masalah ini ada sikap pro dan kontra di kalangan ulama.

Ulama mazhab Hanbali, misalnya, berpendapat tidak ada dalil khusus yang menjelaskan ritual di bulan Rajab. Kalau pun ingin menjalankan ritual Rajab maka di bulan-bulan yang lain juga diadakan ritual yang sama tanpa membedakan satu dengan lainnya.

Sebagai contoh jika seorang muslim berpuasa sebulan penuh di bulan Rajab maka ia hendaknya juga berpuasa penuh di bulan Sya’ban dan bulan-bulan haram lainnya.

Sedangkan ulama yang menganggap bulan Rajab memiliki rahasia kemuliaan mengamalkan dalil-dalil secara umum yang ditopang dengan hadits dhaif dari segi perawinya. Dalil-dalil umum itu di antaranya berupa  anjuran berpuasa di bulan-bulan haram bersumber dari hadits Rasulullah Saw yang diriwayatkan dari Abu Hurairah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here