Kader Muhammadiyah Sebut Paham Radikal Sudah Masuk ke TNI dan Polri

435

Jakarta, Muslim Obsession – Kader Intelektual Muhammadiyah, Abdullah Darraz mengungkapkan kelompok radikal selalu berupaya menyebarkan paham ideologinya di semua lapisan masyarakat. Tak terkecuali di instansi pemerintahan.

Darraz menyatakan, indikasi paham radikal sudah masuk dalam dalam pemerintahan cukup kuat. Hal ini kata dia, banyaknya ditemukan aparatur sipil negara (ASN) yang punya paham yang berbeda, tidak lagi mampu bersikap moderat.

Bahkan kata dia, paham radikal sudah mulai masuk ke tubuh TNI dan Polri. Mulanya, mereka diajari mengaji, lalu diperkenalkan pada ideologi radikal dan anti Pancasila.

“Saat ini polanya adalah infiltrasi kepada oknum dengan mereka diajari ngaji dan sebagainya, yang lalu pada akhirnya diperkenalkan dengan ideologi mereka yang bertentangan dengan Pancasila,” ujar Darraz dalam pesan tertulisnya, Kamis (7/10).

Merujuk survei yang dilakukan Alvara Research pada 2018, Darraz menyebut ada 19,4 persen ASN yang terindikasi radikal dan intoleran. Menurut Darraz, besar kemungkinan kelompok radikal juga menginfiltrasi tubuh TNI dan Polri dengan terselubung.

Hal ini tidak disadari oleh pimpinan di instansi hingga penanganannya terlambat. Terlebih, Darraz menambahkan bahwa infiltrasi kelompok radikal sulit diidentifikasi karena aparatur negara dianggap memiliki jiwa nasionalisme yang kuat.

“Nah kalau sudah diinfiltrasi ini repot juga. Maka dari itu harus ada kesadaran dari pimpinan instansi/lembaga bahwa bahaya ini nyata dan ada,” ujar Darraz yang bergabung dalam Gugus Tugas Pemuka Lintas Agama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Darraz memaparkan langkah-langkah yang bisa dilakukan pemimpin instansi untuk mencegah masuknya ideologi radikal dan intoleran ke tubuh institusi melalui pengajian atau ceramah.

Pertama, menyadari bahwa gerakan radikal dan intoleran memang hadir. Lalu, sesegera mungkin mendeteksi sumber infiltrasi tersebut.

“Karena saya sendiri meyakini bahwa pendekatan kelompok radikal tersebut menargetkan orang-perorangan dengan mengajarkan hal-hal yang bertentangan atau polemik,” ucap Darraz, alumni Pondok Pesantren Darul Arqam Garut ini.

Terakhir, Darraz menyebut perlunya internalisasi nilai-nilai ideologi Pancasila, kebangsaan, kebhinekaan, dan nilai-nilai positif di Indonesia.

“Memang kelompok radikal ini sebetulnya begitu masif melakukan infiltrasi yang itu yang mana hal ini tidak disadari oleh pimpinan di instansi tersebut, sehingga penanganannya cenderung terlambat,” kata Darraz. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here