Indonesia dan Malaysia Kirim Kembali Ribuan Ton Sampah Plastik ke Negara Asal

919

Indonesia mengirim kembali limbah plastik ke Australia

Australia juga berada di garis depan para pencinta lingkungan Indonesia, yang mengatakan limbah Australia secara efektif diselundupkan dalam jumlah besar dengan kedok plastik dan kertas bekas yang diduga dikirim untuk didaur ulang.

Bulan lalu, para pencinta lingkungan memprotes di luar konsulat Australia di ibukota Jawa Timur Surabaya dengan spanduk bertuliskan “Indonesia bukan tempat daur ulang Anda”.

Mereka protes dengan membawa tulisan “Bawa Pulang Sampah Anda Dari Indonesia”, sambil menuntut agar Pemerintah Australia memberlakukan peraturan yang lebih ketat tentang ekspor limbah.

Selama 2018, impor bahan limbah ke Jawa Timur dari Australia mencapai 52.000 ton, meningkat 250 persen dari 2014. Plastik yang tidak cocok untuk didaur ulang atau dibakar, akan melepaskan bahan kimia beracun ke atmosfer.

Atau jika harus berakhir di TPA, akan berpotensi mencemari sumber air dan tanah. Belum alama ini, sekitar 180 negara mencapai kesepakatan mengubah Konvensi Basel untuk membuat perdagangan global limbah plastik lebih transparan dan diatur dengan lebih baik, sementara juga memastikan bahwa pengelolaannya lebih aman untuk kesehatan manusia dan lingkungan.

Amerika Serikat, pengekspor sampah plastik terbesar di dunia, belum meratifikasi pakta yang berusia 30 tahun itu.

“Amandemen perjanjian itu selanjutnya akan membatasi aliran sampah plastik ke negara-negara berkembang,” ujar Yeo, menambahkan tidak adil bagi negara maju untuk membuang limbah mereka di negara-negara berkembang seperti Malaysia.

“Amandemen Konvensi Basel adalah langkah pertama dalam menyelesaikan masalah global gerakan sampah yang tidak adil dari negara maju ke negara berkembang,” pungkasnya. (Vina)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here