Iftar Akbar Warnai Senja Ribuan Jamaah Al-Aqsha

938
Iftar Kitchen from Indonesia (Foto: ACT)

Yerusalem, Muslim Obsession – Selama bulan suci Ramadhan, sedikitnya ada ribuan warga Palestina yang terbiasa datang ke Masjid Al-Aqsha, Yerusalem. Serangkaian kegiatan seringkali berlangsung, mulai dari berbuka puasa bersama hingga menunaikan ibadah berjamaah.

Tak jarang pula dari mereka yang datang untuk memanfaatkan waktu mustajab menjelang waktu berbuka dengan melantunkan doa dan harapan. Tujuannya menjadi satu-kesatuan: mereka berharap bisa berkumpul bersama keluarga maupun kerabat, sekaligus bisa merasakan momen berbuka puasa yang lebih baik. Tanpa penjajahan, tanpa blokade yang melarang warga Palestina masuk ke dalam Masjid Al-Aqsha.

Sembari melantunkan doa dan harapan, warga Palestina duduk di halaman masjid membentuk barisan dengan posisi saling menghadap. Di depan mereka, telah tersedia paket iftar yang dibagikan relawan lokal Aksi Cepat Tanggap (ACT) untuk jemaah Masjid Al-Aqsha, penjaga masjid Al-Aqsha atau murabithun, warga Al-Quds, dan peziarah.

Andi Noor Faradiba dari tim Global Humanity Response ACT memaparkan, paket iftar yang berisi makanan siap santap itu sebelumnya disiapkan oleh juru masak Dapur Umum Indonesia di Yerusalem. Adapun menu yang berada dalam paket antara lain kentang, ayam, yoghurt, roti, kurma, air, jus, sayur, dan buah.

“Alhamdulillah, kami bersama relawan lokal di Yerusalem telah membagikan paket iftar kepada sebanyak 1.000 jiwa. Semoga apa yang masyarakat Indonesia berikan dapat mengobati kesedihan warga Palestina dengan mengikhtiarkan Ramadan yang lebih baik,” jelas Faradiba.

Lewat program Ifthar Akbar Al-Aqsha, ACT mengajak lebih banyak masyarakat Indonesia untuk ikut berupaya meredam krisis kemanusiaan di Yerusalem. Ikhtiar tersebut yakni dengan memberikan 100.000 paket iftar kepada warga Palestina di Yerusalem.

Tak hanya di Yerusalem, ACT juga menyiapkan bantuan pangan sebanyak 250 ton dari Indonesia Humanitarian Center (IHC) di Gaza selama Ramadan. Bantuan menyasar kepada keluarga prasejahtera, yatim, lansia, juga keluarga dengan kepala keluarga yang difabel.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here