Hijaber Asal Somalia Jadi Brand Ambassador UNICEF

681
Halima Aden (Foto: Tribun Kaltim)

Jakarta, Muslim Obsession – Model berhijab asal Somalia, Halima Aden, kembali mencetak sejarah. Setelah menjadi model berhijab pertama yang muncul di sampul majalah Vogue dan Allure, kini Halima didaulat menjadi Brand Ambassador UNICEF USA.

Hijaber asal Somalia ini mengemban amanat untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya melindungi hak anak-anak. Hal ini sangat relevan mengingat Halima Aden pernah menghabiskan masa kecil di pengungsian Kakuma selama 7 tahun.

“Kerja sama dengan UNICEF jadi mimpi saya sejak lama. Ini adalah pencapaian yang sangat membanggakan untuk saya,” ujar Halima seperti dilansir looktothestars, Selasa (3/7/2018)

Beberapa waktu lalu, pada September 2017, Halima terbang ke Mexico bersama UNICEF. Di sana ia menemui anak-anak pengungsi di Guatemala yang sedang dalam masa penyembuhan psikis pasca gempa di tahun 2017.

Sedangkan, baru-baru ini ia kembali mengunjungi daerah pengungsian di Kenya bersama UNICEF. Kunjungan Halima kali ini didampingi oleh Teen Vogue yang mendokumentasikan kegiatan Halima di sana.

“Saya pernah jadi pengungsi saat masih kecil, saat itu saya tidak bisa membayangkan trauma yang datang saat dijauhkan dari ibu saya. Keadaan itu sangat rentan dengan eksploitasi dan kekerasan,” kenang Halima.

Dia mengumumkan bahwa dirinya resmi menjadi bagian dari Brand Ambassador UNICEF USA sekaligus menjadi sampul majalah Teen Vogue. Kini, ia berhasil bersanding dengan selebriti yang lebih dahulu jadi Brand Ambassador UNICEF seperti Selena Gomez, PINK, Alyssa Milano dan publik figur lainnya.

Presiden dan CEO UNICEF USA, Caryl M. Stern menilai Halima Aden dikenal sebagai seseorang yang passionate, rajin, penuh motivasi yang selalu melakukan segala sesuatu dari hati.

“Cerita masa lalu Halima Aden dan perjuangan hidupnya yang membuat UNICEF USA dengan yakin mengajaknya menjadi Brand Ambassador,” katanya.

Dia juga menjadi Brand Ambassador UNICEF USA yang juga pernah merasakan pahitnya pengungsian di masa kecil.

“Halima ingin menekankan bahwa meskipun anak-anak ini berstatus pengungsi tidak berarti mereka berhenti berharap dan bermimpi,” pungkasnya. (Bal)

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here