Hafshah Binti Sirin, Anak Budak yang Hafal Quran di Usia 12 Tahun

1117

Muslim Obsession – Hafshah binti Sirin, namanya mungkin masih asing, namun keilmuan yang dimilikinya sungguh akan membuat siapa pun terpesona.

Bagaimana tidak, Hafshah sudah menghafal Al-Quran di usianya yang masih belia yakni 12 tahun. Ia merupakan seorang ilmuwan perempuan dari Tabi’in yang mengajar laki-laki dan perempuan.
Hafshah meriwayatkan begitu banyak hadits.

Hafshah lahir pada tahun 31 H pada masa kekhalifahan Utsman. Ayahnya adalah Sirin, budak Anas ibn Malik (RA) yang telah dibebaskan, juga seorang Sahabat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa salam yang diberkati dan dicintai.

Srin ditangkap di gurun Irak, dan dijual kepada temannya, Khalid bin Walid yang kemudian menjualnya ke Anas bin Malik. Seiring berlalunya waktu, Sirin akhirnya membeli kebebasan untuk dirinya dan keluarganya.

Dia membayar Anas ibn Malik sejumlah uang yang disepakati, namun pada kenyataannya, tidak mungkin dia bisa membayar kembali jumlah pengetahuan bermanfaat yang dia dan keluarganya peroleh darinya.

Dikutip dari About Islam, Ibu Hafshah, Safiyyah, adalah salah satu ulama wanita yang paling terkemuka saat itu, yang mewariskan ilmunya kepada anak-anaknya. Safiyyah juga lahir sebagai budak. Tidak ada yang tahu nama ayahnya, dia juga tidak tahu orangtuanya.

Safiyyah adalah budak Abu Bakar selama era pra-Islam. Ketika Islam mulai menyebar, Abu Bakar membebaskan Safiyyah dan dia menjadi salah satu muridnya.

Delapan belas Sahabat yang turut serta dalam perang Badar menghadiri upacara pernikahan Sirin dan Safiyyah. Bahkan setelah Abu Bakar meninggal, Safiyyah terus belajar dari Sayyidah Aisyah.

Warisan Keluarga

Hafshah bukan putri satu-satunya dari Sirin dan Safiyyah tetapi anaknya yang lain, Yahya bin Sirin dan Muhammad bin Sirin, juga ulama besar di antara tabi’in.

Karimah binti Sirin merupakan ahli ibadah yang menurut Mahdi bin Maimun ia tinggal selama lima belas tahun tanpa meninggalkan sajadahnya kecuali untuk memenuhi kebutuhan.

Sedangkan Ummu Sulaim binti Sirin ialah seorang wanita shalihah dan berilmu. Hafshah belajar banyak dari ibunya dan karena didikan yang benar ini, dia sudah menghafal seluruh Al-Quran pada usia 12 tahun dan menguasai semua Qiraa’ah.

Dia menjadi sangat berpengetahuan dalam hadits. Bahkan saudara laki-lakinya menjadi muridnya sendiri, termasuk Muhammad bin Sirin.

Hafshah disebut sebagai ulama wanita juga sebagai salah satu pelopor dalam sejarah asketisme wanita dalam Islam. Hafsa tinggal di Basra di mana dia mengatur halaqah untuk sejumlah besar muridnya.

Dia terkenal karena kesalihannya serta pengetahuannya yang mendalam tentang aspek praktis dan hukum dari tradisi Islam.

Iyas bin Mu’aawiyah pernah berkata tentang Hafshah; “Saya tidak bertemu dengan siapa pun yang lebih saya sukai daripada Hafshah” ‘Dia ditanya:’ Bagaimana dengan Hasan Al Basri dan Muhammad ibn Sirin?

‘Dia berkata: “Adapun saya, saya tidak lebih suka siapa pun daripada dia. Dia hafal Al-Qurann saat berusia dua belas tahun. ” (Al Mizzi, Tahdheeb al-Kamaal, xxxv. 152.) Hishaam meriwayatkan bahwa ketika Muhammad ibn Sirin (saudara laki-lakinya) akan menemukan sesuatu yang sulit dan ambigu tentang Qiraa’ah (pengajian), dia akan berkata, “Pergi dan tanyakan Hafshah bagaimana cara membaca.” (Sifah As-Safwah, Ibn Qayyim Al Jawzi)

Wallahu A’lam bish shawab..

(Vina)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here