Habib Umar Al-Hafizh Bekali Dosen PAI tentang Moderasi Islam

840
Kemenag go
Habib Umar Al-Hafizh bersama para dosen PAI Pergururuan Tinggi Umum tentang Moderasi Islam. (foto: kemenag.go.id)

Serpong, MuslimObsession.com – Kementerian Agama memberikan penguatan wawasan keagamaan bagi para dosen pendidikan agama Islam (PAI) di perguruan tinggi umum, Selasa (17/10/2017).

Salah satu narasumber yang dihadirkan Kemenag adalah Habib Umar Al-Hafizh, pimpinan Majelis Dar al-Musthafa, Yaman.

Ulama kelahiran Tarim, Yaman, tahun 1963 ini menjelaskan tentang peran sentral dan tanggung jawab mulia para dosen PAI dalam melakukan internalisasi nilai-nilai Islam dalam akal, kalbu, dan jiwa mahasiswa .

Menurutnya, melalui proses internalisasi yang baik, para mahasiswa diharapkan dapat mengartikulasikan ajaran Islam dengan baik, yakni ajaran Islam yang mengedepankan keterbukaan, persaudaraan, dan kemaslahatan. Bukan ajaran Islam yang radikal.

Habib Umar mengatakan, radikalisme terjadi akibat pemahaman yang tidak tepat terhadap ayat-ayat Al-Quran yang bernada tegas, keras, dan permusuhan kepada nonmuslim.

Pemahaman secara parsial terhadap ayat-ayat tersebut, antara lain disebabkan tidak melihat kesalinghubungan antar ayat (munasabat al-ayat), antar ayat dan sunnah, dan antar ayat dengan bagaimana Rasulullah Saw. menerapkannya.

Di hadapan peserta, ulama yang bernama lengkap Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh ini menjelaskan tentang bagaimana menyikapi perbedaan, termasuk dengan nonmuslim.

Dengan orang kafir sekalipun, Al-Quran mengajarkan untuk mengedepankan kesabaran, kelembutan, dan penjelasan yang baik.

Menurutnya, sikap keras terhadap kaum kafir bukan ditujukan untuk pribadi mereka, melainkan ditujukan pada sikap mereka. Ini menjadi isyarat bahwa secara prinsip, Islam itu mengedepankan semangat persaudaraan dan membangun harmoni.

Ayat-ayat yang bernuansa konflik harus dipahami dalam bingkai kesadaran untuk menghilangkan kezhaliman dan kejahatan atas kemanusiaan.

Di akhir uraiannya, Habib Umar menjelaskan bahwa negara Islam tidak akan terwujud dengan revolusi, pemberontakan, atau aksi-aksi kekerasan. Namun, negara Islam hanya mungkin hadir ketika dalam diri masing-masing individu Muslim memiliki kesadaran untuk tunduk dan patuh kepada Allah SWT.

Islam tidak dimunculkan dalam tataran simbol atau slogan, tetapi Islam harus menjadi elan vital untuk mencapai kemaslahatan bagi umat manusia.

Kegiatan bertajuk “Peningkatan Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAI pada PTU” ini diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam di Serpong. Kegiatan ini berlangsung dari 17-19 Oktober 2017. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here