Covid-19, Antara Cobaan dan Hikmah

944
Terdapak Covid-19, Pasar Tanah Abang sepi. (Foro: Edwin B/Muslim Obsession)

Muslim Obsession – Selain membuat khawatir dan ketakukan, wabah virus Corona juga ternyata mendatangkan banyak hikmah. Salah satunya, banyak orang berpikir dan merenung tentang pentingnya kehadiran Allah subhanahu wa ta’la sebagai Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Wabah virus Corona (Covid-19) menyadarkan manusia agar tidak sombong dengan teknologi yang dibangun atau diciptakan. Karena pencipta sesungguhnya adalah Allah, Sang Kreator Unggul yang tak ada bandingannya.

Berikut ini adalah tulisan yang viral di media sosial, mengajak pembaca untuk berpikir dan merenungkan realitas yang terjadi ketika Covid-19 menjadi ujian bagi manusia di seluruh dunia.

Meski konteksnya tak lagi update, tapi isinya yang menginspirasi selalu terkait dengan kondisi saat ini:

Kalau memang kebersihan bisa mencegah Corona, mungkin Italia tidak 135.000 orang yang positif terjangkit, karena Italia termasuk negara terbersih di Eropa.

Kalau memang panas bisa membunuh Corona, mungkin Iran tidak ada 67.000 orang yang terkena, karena Iran negara gurun yang panas.

Kalau memang kehati-hatian bisa mencegah Corona, mungkin Pangeran Charles dan beberapa keluarga kerajaan Inggris tidak akan terpapar Covid-19, karena hidupnya paling hati-hati dan terjaga.

Dan..

Kalau memang orang yang cuek dan sembrono pola hidupnya pasti kena Corona, mungkin para pengamen jalanan, kuli-kuli kasar dan para pedagang pasar tradisional sudah pada tersungkur semua.

Kenapa demikian..?

Mungkin jawabanya karena hidup ini tidak hrs selalu sejalan dengan teori, teknologi, dan akal manusia.

Sudah banyak tenaga medis yang terpapar dengan virus Corona. Apakah mereka tidak menggunakan APD dengan benar? Atau apakah mereka tidak hati-hati dalam menjalankan profesinya? Belum tentu juga demikian.

Terus, apakah orang yang kelihatan sudah sedemikian dekat dengan Tuhan dijamin tidak akan terkena Corona?

Tidak juga demikian. Karena sudah ada beberapa para Hamba Tuhan dan jemaatnya yang terjangkit virus ini bahkan meninggal.

Diperhadapkan pada situasi seperti ini, Tuhan seakan-akan hendak berbicara kepada kesombongan manusia, bahwa kita tanpa Tuhan memang hanyalah tumpukan daging yang bernafas.

Oleh karena itu jika Tuhan berkehendak, maka logika dan teknologimu tak akan mampu melawan-Nya.

Lalu, siapa yang sakit? Bumi ini atau manusianya?

Tiba-tiba. Disney kehabisan magisnya. Paris kehilangan romantisnya. New York kota hingar binar akhirnya sunyi sepi. Tembok Cina tak lagi menjadi benteng yang kokoh, dan Makkah yang berdesakan mendadak kosong.

Pelukan dan ciuman tiba-tiba menjadi senjata. Tidak mengunjungi orangtua dan teman menjadi tindakan cinta.

Tiba-tiba kita menyadari bahwa kekuatan, kecantikan dan uang tidak berharga ketika tidak bisa mendapatkan ventilator yang dibutuhkan.

Bumi tetap melanjutkan hidupnya dan langit msh biru, sedangkan manusia ada di dalam sangkar.

Saya pikir Tuhan mengirimkan pesan buat kita:

“Hai orang sombong! Kalian tidak diperlukan. Udara, tanah, air dan langit tanpa kalian baik-baik saja. Ketika kalian keluar dari sangkar nanti ingatlah bahwa kalian adalah tamuku, bukan tuanku”.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here