Banyak Keistimewaan Iringi Wafatnya Mbah Moen. Berikut 6 di Antaranya

1861

2. Wafat Hari Selasa

Meninggal dunia di hari Selasa, merupakan salah satu keinginan Mbah Moen. Hal ini pernah beliau sampaikan dalam sebuah kesempatan. Menurut Mbah Moen, pondok pesantren Karangmangu, Sarang, mulai berdiri pada hari Selasa di tahun 1800-an. Menurut riwayat, setiap hari Selasa kegiatan mengaji diliburkan.

“Sebab hari Selasa ini, menurut nenek saya, mulai dari nenek yang keempat sampai ayah saya itu kalau meninggal kok hari Selasa. Sampai mbah saya, Kyai Ahmad (mengatakan), tidak cuma di Sarang, ulama-ulama di Makkah itu kalau meninggal pada hari Selasa,” kata Mbah Moen.

Hal ini juga disampaikan salah seorang putra Mbah Moen, Taj Yasin Maimoen. Menurut Gus Yasin yang saat ini menjadi Wakil Gubernur Jawa Tengah, semasa hidupnya Mbah Moen menganggap hari Selasa adalah hari yang istimewa. Di setiap dakwahnya, dan nasihatnya baik kepada Jemaah ataupun anggota keluarga, ia selalu mengistimewakan hari Selasa.

“Ya memang seperti yang didawuhkan beliau. Pada pembangunan dunia ini ada dua tahapan, yang mana tahapannya pertama adalah hari Ahad sama Senin. Tahap kedua yaitu penyempurnaan, dan bumi ini disempurnakan dengan ilmu, maka dimulailah ilmu itu hari Selasa dan Rabu,” kata Gus Yasin.

“Ahad itu bermakna satu, milik Allah Swt. Sementara Nabi Muhammad Saw. wafat ketika hari Senin, dan pewarisnya Nabi adalah para ulama. Bumi ini disempurnakan dengan ilmu di hari Selasa. Beliau memang selalu menekankan, ulama itu yang baik (meninggalnya) bukan harus hari Selasa, tapi memang beliau ingin meninggal pada hari Selasa,” tambahnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here