Bagaimana Cara Rasulullah Menghadapi Berita Hoaks? Begini Kisahnya!

1920

Jakarta, Muslim Obsession – Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Tuban Nurul Yaqin mengangkat kisah di zaman Rasulullah tentang berita dusta atau saat ini diistilahkan kabar hoax atau hoaks.

Dalam ceramahnya dia menceritakan bahwa di zaman Rasulullah ada seorang sahabat bernama Harits bin Diror Al-Qudai. Awalnya Harits seorang kafir, suatu saat dia bertemu dengan Rasulullah, didakwah oleh Nabi akhirnya Harits memeluk Islam.

Setelah berislam, Rasulullah meminta kepada Harits untuk membayar zakat. Saat itu Harits belum bisa menyanggupi permintaan Nabi, lalu dia meminta diberi kesempatan bertemu dengan kaumnya dan mengajak mereka memeluk Islam kemudian mengumpulkan zakat lalu diserahkan kepada Rasulullah.

Rasulullah menyetujui permintaan Harits, lalu ditentukan waktunya. Singkat cerita, Harits kembali ke kamumnya dan mengajak mereka memeluk Islam lalu Harits mengumpulkan zakat.

Tibalah pada waktu yang disepakati, dibawakan zakat yang telah terkumpul itu untuk bertemu utusan Rasulullah di suatu tempat bernama Iban.

Setibanya Harits di Iban, ia tidak bertemu utusan Rasulullah. Harits mengira bahwa Nabi marah padanya, lalu dia kembali ke kaumnya dalam keadaan sedih, namun dalam hatinya, dia yakin bahwa Rasulullah tidak mungkin mengingkari janji.

Untuk menghilangkan sakwasangka, maka Harits memutuskan untuk menyerahkan langsung zakat yang telah dikumpulkan itu ke Rasulullah yang saat itu berada di Madinah.

Ternyata Nabi sendiri telah mengutus seorang bernama Walid bin Ukbah untuk bertemu Harits di Iban, namun di tengah perjalanan, Walid khawatir akan keselamatan dirinya, dia takut akan dibunuh oleh Harits, akhirnya Walid memutuskan untuk tidak bertemu dengan Harits, namun dia mengarang cerita bahwa, dia bertemu dengan Harits dan Harits hendak membunuhnya.

Mendengar cerita Walid, Nabi tidak langsung mempercayainya. Nabi kembali mengutus seorang sahabat untuk bertemu dengan Harits dan mengajaknya bertemu langsung dengan Nabi di Madinah.

Ketika dihadapkan dengan Nabi, Harits dipertemukan dengan Walid, lalu Harits mengatakan bahwa dia tidak bertemu dengan Walid di Iban.

“Atas kejadian ini Allah kemudian turunkan surat Al-Hujurat ayat 6,” ujar Nurul Yaqin seperti dikutip dari situs resmi Muhammadiyah, dikutip Selasa (7/5/2019).

Lanjutnya, “Ayat ini merupakan peringatan bagi orang beriman agar hendaknya tabayun dulu terhadap informasi yang diterima.”

Kata dia, di zaman Nabi teknologi komunikasi belum secanggih sekarang, oleh sebab itu, setiap kabar yang disampaikan tidak langsung dipercaya oleh Nabi .

“Dalam suasana sekarang, di era digital ini, banyak berita yang kita dapat, yang belum tentu kebenarannya. Jangan sampai berita yang kita sebarkan di medsos, malah menimbulkan fitnah,”ucapnya

Di momen bulan Ramadan yang penuh berkah ini, dia menghimbau agar umat Islam harus menjaga lisan dari perkataan yang tidak baik.

“Jangan melakukan tindakan yang bodoh, jangan sampai keteledoran kita, merugikan orang lain,”pungkasnya

Dia juga mengatakan bahwa puasa adalah pengendalian diri. Tidak hanya meninggalkan makan dan minum semata, tetapi  juga menahan diri dari perbuatan yang tidak baik yang dilakukan oleh panca indra manusia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here