Agar Tak Dituding Otoriter, Pemerintah Harus Buka Ruang Dialog

556

Jakarta, Muslim Obsession – Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Persaudaraan Muslim Indonesia (Parmusi) Usamah Hisyam menyatakan, semua bangsa merasakan keprihatinan yang mendalam dengan adanya pandemi virus corona ini. Pasalnya, corona telah berdampak besar terhadap seluruh sendi-sendi kehidupan.

“Pandemi Corona ini, dampaknya sungguh dahsyat, bukan saja terhadap kesehatan, tetapi juga krisis perekonomian nasional. Kini rakyat kebanyakan semakin susah, bahkan angka kemiskanan bertambah,” ujar Usamah dalam pidatonya di acara Muktamar Parmusi ke IV yang juga diikuti oleh Presiden Jokowi secara virtual, Sabtu (26/9/2020).

Parmusi kata Usamah, sangat menghargai berbagai upaya, kebijakan dan kerja keras yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam penanganan corona ini untuk kemaslahatan rakyat, keselamatan bangsa dan negara. Namun Parmusi merasa perlunya kolaborasi dari semua pihak untuk bisa mengatasi persoalan ini dengan baik.

“Dalam konsep negara modern, tiga pilar utama negara, yakni pemerintah, korporasi, dan masyarakat sipil, seyogyanya harus berkolaborasi, bekerja sama saling mendukung, memiliki kesetaraan, duduk sederajat untuk bersatu menyelesaikan semua persoalan negara,” tuturnya.

Pemerintah kata Usamah, harus membuka ruang dialog, agar tidak dituding otoriter, mendzalimi rakyat. Sebaliknya harus bersikap adil kepada rakyat. Sementara korporasi tak boleh mengkooptasi berbagai kebijakan pemerintah, sebaliknya mendukung langkah dan kebijakan yang ditempuh pemerintah.

“Demikian pula masyarakat sipil, tak boleh memanfaatkan situasi dan kondisi sulit nasional untuk menjatuhkan pemerintah, semata-mata karena tak sabar menahan syahwat politik,” jelasnya.

Usamah menyatakan, negara modern yang menjunjung tinggi peradaban, adalah negara yang masyarakatnya sadar hukum, taat terhadap konstitusi. Karena Usamah menyayangkan adanya pihak-pihak di luar yang sengaja melakukan upaya untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah dengan memanfaatkan isu corona.

“Banyak pelajaran berharga dari negara-negara di dunia, bahwa upaya untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah, hanya akan memicu konflik horisontal, yang berujung pada disintegrasi bangsa, hingga menyengsarakan rakyat banyak,” jelasnya.

“Siapapun dia, apakah seorang profesor doktor, seorang ulama atau habaib, apalagi seorang jenderal, bila merasa memiliki kemampuan untuk memimpin bangsa dan negara tercinta ini secara lebih baik, maka bertarunglah secara konstitusional melalui pemilihan Presiden mendatang, agar dipilih rakyat.”

“Dengan demikian, kita semua harus legowo, saat pemerintah menghadapi kondisi sulit, dengan bersatu, bekerja keras, duduk bersama membuka ruang dialog untuk mengatasi persoalan bangsa yang rumit, demi keselamatan rakyat, bangsa, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tegasnya. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here