Yusuf Mansur: Presiden, Pemerintah, DPR Semua Bisa Jadi Ujian dari Allah

711

Jakarta, Muslim Obsession – Pendakwah Yusuf Mansur turut mengomentari UU Omnibus Law Cipta Kerja yang baru saja disahkan pada Senin, 5 Oktober 2020. Ia sendiri mengaku belum begitu memahami apa isi UU yang menjadi polemik sehingga menimbulkan penolakan dari masyarakat.

“Saya masih belum mengerti, saya masih harus mempelajari, enggak paham secara keseluruhan tentang apa sih Undang-Undang Cipta Kerja ini,” katanya dalam video di IG TV pada Rabu (7/10/2020).

Yusuf Mansur hanya memberikan pandangannya menurut ajaran agama Islam bahwa setiap sesuatu bisa jadi menjadi ujian yang didatangkan Allah. Demikian juga jabatan, baik presiden, menteri maupun DPR.

“Susah senang itu ditimbulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala bukan sebab manusia, bukan sebab siapa-siapa. Manusia siapapun dia itu hanya dijadikan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala alat saja untuk menguji kita semua,” katanya. “Allah memakai si A, si B, si C, lembaga A, lembaga B, lembaga C, organisasi A, B, C, dan D, lembaga pemerintahan A, B, C dan D atau bahkan presiden, menteri, semua anggota dewan. Allah juga memakai mereka semua untuk menguji kita semua.”

Namun pemimpin Pondok Pesantren Daarul Qur’an, Tangerang, Banten ini kerap disalahkan karena dianggap menjadi pendukung Joko Widodo. Tapi, ayah Wirda Mansur ini mengingatkan kalau Undang-Undang ini diputuskan oleh DPR.

“Saya sering disalahkan dan enggak apa-apa, saya terima kalau emang itu sebagai andil saya ikut menjadi sebuah kesalahan karena ada sebuah keputusan yang diputuskan oleh pemerintah misalkan. Sedangkan pemerintah yang dimaksud sendiri di dalamnya adalah anggota-anggota dewan yang terhormat yang saya juga enggak ada wewenang masuk ke sana,” katanya.

Lebih lanjut Yusuf Mansur menyindir berbagai partai lainnya dan mengapresiasi keputusan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera yang menolak pengesahan Omnibus Law tersebut.

“Anggota dewannya juga banyak sekali, partainya banyak banget. Bahkan partai-partai yang dulu berseteru ada di sana. Salut sama kawan-kawan PKS misalnya yang konon menolak, kalau tidak salah Demokrat, salut berani berbeda, bisa berbeda,” katanya.

Pernyataannya ini bukan bertujuan untuk ikut campur karena jauh dari wewenangnya. “Insyaallah mudah-mudahan ketulusan dan keikhlasan ada pada semuanya. Mudah-mudahan ini cuma cara pandang yang berbeda,” katanya.

Ia memberikan solusi kepada masyarakat jika memang tidak ingin tinggal diam. “Dari pada ke depannya emang ribut ya kita masuklah, kita jadi pemerintahan, kita masuk di mana kita bisa masuk, jajalin bagaimana kemudian sulitnya juga jadi pemerintah,” katanya. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here