Ustadz Adi Hidayat Jelaskan Hadits Palsu yang Populer di Bulan Syaban

1081
Ustadz Adi Hidayat.

Jakarta, Muslim Obsession – Mendekati bulan Syaban pada 15 Maret 2021 atau 1 Syaban 1442 Hijriah sering kali ditemukan hadits-hadits tentang amal ibadah yang diharuskan dilaksanakan pada bulan tersebut. Karena di bulan Syaban dianggap banyak keutamaan. Namun sering kali hadits yang disampaikan palsu atau dhaif.

Dalam ceramahnya yang dimuat di Youtube Akhyar TV, ustadz Adi Hidayat mengatakan banyak hadist palsu bermunculan tentang pertengahan bulan Syaban. Misalnya, Riwayat ini disampaikan ibnu Abu Sorbah:

“Jika telah tiba malam pertenghaan Syaban maka hidupkan dengan banyak menunaikan shalat dan banyak lakukan puasa maka jika memohon pada Allah maka akan diampunih dosa-dosanya.”

“Ini hadis palsu ya. Cacatnya ada seorang bernama Ibnu Abu Sorbah dianggap ulama orang ini sering memalsukan hadits” kata Ustadz Adi Hidayat.

Ada juga hadits dhaif adalah kategori hadis yang tertolak dan tidak dapat dinyatakan kebenarannya berasal dari perkataan atau perbuatan Nabi

Adapun yang dhaif bisa ditemukan yang disandarkan pada Aisyara RA istri Rasulullah Saw, bahwa suatu malam dia kehilangan Rasulullah, dimana waktu itu Rasulullah menginap di rumah beliau diduga Rasulullah sedang ada di rumah istri yang lain.

Ketika itu Aisyah melihat Rasulullah sedang berdoa kepada Allah SWT minta ampunan untuk muslim yang telah wafat di pemakaman bakhi, maka Rasulullah berkata pada Aisyah bahwa hari itu Allah memberi pengampunan pada umatNya.

“Namun hadist ini dhaif tapi sahihkan oleh ulama Syekh Muhammad Nasudin Albani,” jelas Ustadz Adi Hidayat.

Hadits shahih itu adalah dari Abu Musa Al Asadi, Anda bisa temukan di silsilah Al Hadits Al Asadi kalimatnya sangat singkat bahwa Nabi Muhammad Saw mengatakan Allah SWT mengamati kepada hambaNya di malam pertengahan syaban dan mengampuni yang memohon ampunan bahkan sekalipun sebanyak bulu domba

Ini sama dengan hadits yang disampaikan sahabat nabi senior sebanyak 31 orang bahwa Allah akan memberikan ampunan bagi hamba-hamba yang memintanya di sepertiga malam setiap hari.

“Maka rugi bila Anda tak memintanya, hadits qudsi di bulan syaban di Al Asadi dikatakan ampunan itu di malamnya tapi kalau tiap hari di penghujung malam,” ucap Ustadz Adi.

Padahal amalannya Nabi Muhammad SAW tidak menyebutkan secara spesifik, kalalu para sahabat itu banyak beramal saja, ada juga yang melakukan tahajud, ada yang beristighfar

“Jadi kalau ada amalan yang spesifik menujukkan di malam itu maka disepakati oleh ulama disebut sebagai hadist palsu.Misal hadits yang mengatakan bangung di malam syaban tunaikan shalat sekian rakaat dibacakan dengan qulhu dsb. Itu saking palsunya hadist itu kitab hadits paslu saja nggak ada. Itu dimunculkan kemudian,” ucapnya.

“Jadi kalau mau menghidupkan malam nifsu syaban silahkan saja lakukan shalat tahajud, baca Al-Quran, istighfar silahkan saja,” imbuh Ustadz Adi Hidayat.

Kalau siangnya mau puasa kata Ustadz Adi, boleh saja Ayyamul bidh, silahkan saja asal jangan disandarkan dengan hadist yang bermasalah. Termasuk yang fenomenal, imbuhnya, bahwa pada saat pertengahan syaban buku amalan manusia ditutup

“Kalau ditutup artinya amalan kita nggak dicatat dan mustahil buku seorang hamba ditutup kecuali ketika dia telah wafat,” kata Ustadz Adi Hidayat.

Jadi buku catatan itu tidak akan ditutup kebaikan sekecil apapun akan dicatat dan ditampilkan di akherat nanti. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here