Unik! Ini 6 Masjid Khas Tionghoa di Indonesia

1101

Jakarta, Muslim Obsession – Bangunan khas Tionghoa sangat terkenal di seluruh mancanegara karena gaya arsistekturnya yang terlihat unik penuh dominan warna merah. Bangunan yang khas Tionghoa bukan hanya rumah, tapi juga tempat ibadah, termasuk masjid.

Di Indonesia sendiri, bangunan khas Tionghoa juga banyak dijumpai. Namun bukam hanya klenteng. Tapi juga ada beberapa masjid yang memakai arsistektur khas Tionghoa. Berikut ini adalah 6 masjid dengan arsitektur Tionghoa di Indonesia:

1. Masjid Lautze, Jakarta

Berlokasi di Jalan Lautze nomor 87-89, Pasar Baru, masjid Tionghoa di Jakarta Pusat ini dikelola Yayasan Haji Karim Oei.

Dari luarnya saja, sudah terlihat nuansa khas budaya Tionghoa dengan dominasi warna merah dan kuning. Anda pun bisa menemukan kaligrafi berbahasa Arab yang terpampang.

2. Masjid Lautze 2, Bandung

Ornamen khas Tionghoa tampak di interior dan eksterior masjid ini. Masjid Lautze 2 tercatat sebagai yang tertua di kota Bandung.

Lokasinya berada di Jalan Tamblong nomor 27, Braga dan masih berada di bawah naungan Yayasan Haji Karim Oei. Meski tidak terlalu besar, masjid bersejarah ini menjadi bagian penting dalam kehidupan umat Islam di sekitarnya.

3. Masjid Tan Kok Liong, Bogor

Tidak jauh dari Jakarta, tepatnya di Jalan Kampung Sawah Pondok Rajeg, Cibinong, ada sebuah masjid Tionghoa yang cukup terkenal.

Bukan hanya karena arsitekturnya yang menawan, sosok di balik masjid ini pun inspiratif. Masjid ini dibangun Anton Medan, seorang mantan narapidana yang menjadi mualaf pada 1992.

Jika biasanya masjid Tionghoa identik dengan warna merah, masjid ini terlihat unik dengan dominasi warna hijau dan kuning.

4. Masjid Siti Dzirjanah, Yograkarta

Masjid Tionghoa satu ini berada di pusat keramaian, yakni di Jalan Malioboro. Anda pun bisa dengan mudah menemukan masjid berwarna merah, biru, dan abu-abu ini.

Uniknya, masjid ini memiliki tulisan dengan tiga bahasa, yakni Arab, Inggris, dan Mandarin. Hal ini merupakan lambang toleransi dan inklusivitasnya terhadap semua umat Muslim.

5. Masjid Cheng Ho, Surabaya

Laksamana Cheng Ho merupakan seorang tokoh sejarah asal China yang menyebarkan agama Islam di Indonesia.

Masjid ini didirikan atas prakarsa para pengurus Yayasan Haji Muhammad Cheng Ho dan tokoh masyarakat setempat sebagai bentuk penghormatan atas jasanya.

Berdiri di atas lahan seluas lebih dari 3.000 meter persegi, masjid Cheng Ho punya arsitektur khas China. Selain di Surabaya, ada pula beberapa masjid Cheng Ho lainnya di berbagai wilayah di Indonesia.

6. Masjid Cheng Ho, Purbalingga

Laksamana Cheng Ho memang tidak pernah mampir ke Purbalingga, sebuah kabupaten di Jawa Tengah yang berada di tengah-tengah provinsi itu. Meski demikian, ada sebuah masjid berarsitektur Tiongkok yang ada di Purbalingga. Orang Purbalingga dan masyarakat di sekitarnya menyebutnya sebagai Masjid Cheng Hoo.

Lokasi masjid berukuran 11x 9 meter ini ada di desa Selaganggeng, Kecamatan Mrebet. Dari tengah pusat kota Purbalingga, masjid ini berada di sisi kiri jalan raya Purbalingga-Bobotsari. Jaraknya dari tengah kota Purbalingga sekitar 12 km ke arah utara, sementara jarak tempat ibadah ini dari Bobotsari sekitar 12 km ke arah selatan.

Masjid ini merupakan bentuk akulturasi arsitektur Tiongkok dan Jawa. Sekilas bentuk masjid ini mirip kelenteng. Tidak ada kubah bulat pada bagian atap masjid layaknya tempat ibadah umat muslim kebanyakan. Kubah masjid ini berbentuk pagoda bersegi delapan yang bertingkat-tingkat. Masing-masing sisi dan tingkat menonjol keluar seperti ekor naga.

Warna merah dan kuning mendominasi keseluruhan masjid Cheng Hoo, mirip dengan warna kelenteng yang ada di berbagai daerah di Indonesia. Selain warnanya yang menonjolkan ciri arsitektur Tiongkok, masjid Cheng Hoo juga dihiasi oleh beberapa lampion khas Tiongkok yang juga berwarna merah dan kuning.

Selain itu, pilar-pilar masjid yang ada di luar juga berwarna merah. Sementara itu jendelanya berbentuk segi delapan dengan tepian berwarna merah dan kuning.

Pada bagian pintu masuk utama, terdapat tulisan kanji berwarna kuning keemasan di atas papan berwarna hitam. Sementara itu di bagian sisi kiri bangunan terdapat sebuah beduk yang berwarna merah, warna yang jarang digunakan pada beduk-beduk di masjid lainnya di Indonesia. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here