Ulama Penyebar Islam Pertama di Tanah Jawa

1088

Muslim Obsession – Islam sudah menjadi agama mayoritas di Pulau Jawa. Menyebarnya Islam di Pulau Jawa tidak lepas dari jasa atau barokahnya para Walisongo.

Di antara para Waliyullah yang menyebarkan agama Islam pertama kali di Tanah Jawa adalah Syekh Subakir.

Demikian dikatakan Ketua Umum PBNU Kiai Said Aqil Siroj. Dalam sebuah ceramahnya ia menceritakan, ulama pertama yang mengenalkan Islam di Tanah Jawa adalah Syekh Ahmad Subakir pada tahun 1404 M. Ia memperkenalkan Islam atau Al-Quran kepada Ratu Sima atau Raja Kalingga, Jepara, Jawa Tengah.

Ratu Sima, kata Kia Said, memang tidak masuk Islam, tapi dia sangat memahami dan mengerti kandungan ajaran Islam tentang keadilan. Sehingga ia memberikan kebebasan kepada masyarakatnya untuk masuk Islam.

“Ratu Sima ini dari dulu memang dikenal sebagai Ratu Adil, atau Raja yang adil. Dia sangat memahami keadilan, dan membebaskan masyarakatnya untuk masuk Islam,” ujar Kiai Said, seperti dikutip Muslim Obsession dari Instagram Ulama Nusantara, Selasa (7/9/2021).

Syekh Subakir ini juga memiliki tugas untuk mengikat makhluk-makhluk jahat untuk dibuang ke laut selatan. Dari sekian banyak makhluk yang dibuang. Ada dua yang disisakan, yakni Sang Hyang Semar dan Sang Hyang Togog. Dia makhluk halus yang tidak masuk Islam tapi tidak memusuhi Islam.

“Ulama yang ke dua yang membawa Islam adalah Syekh Riyasiddin Annisaburi yang dikenal dengan Mbah Wasil. Dia membawa kitab Al Asror atau kitab rahasia di ajarkan kepada raja Jayakatwang, Joyoboyo atau Raja Doho Kediri,” ucap Kiai Said.

Dari Kita Al Asror itulah dikenal dengan ramalan Joyoboyo. Ramalan Joyoboyo adalah terjemahan dari kitan Al Asror atau kitab Rahasia. Setelah itu kata Kiai Said baru datang kiai-kiai atau dai-dai yang menyebarkan lebih luar Islam ke tanah Jawa.

“Baru setelah itu berdiri pesantren tertua di Jawa Barat, tahun 1410 yang dibawa oleh Syekh Hasanuddin dari China atau dikenal dengan Syekh Kuro atau Qori yang mengajarkan Quran di Desa Rengasdengklok, Karawang,” ujar Kiai Said.

Syekh Qori kemudian punya murid bernama Subang Larang, dikenal nama Kutilang (Kuning, Tinggi, Langsing). Kehadiran Syekh Qori di tanah Pasundan terdengar oleh Prabu Siliwangi, Raja Pajajaran. Ia pun berkeinginan untuk menghancurkan ajaran Islam di Karawang yang dibawa Sykeh Qori.

“Berangkatlah Raja Siliwangi dari Bogor ke Karawang, sampai di sana begitu mendengar Subang Larang ini baca Quran dia klepek-klepek. Dia jatuh cinta sama Subang Larang yang cantik itu,” tutur Kiai Said.

Prabu Siliwangi kemudian meminta izin untuk menikahi Subang Larang atau Kutilang. Syekh Qori mengizinkan dengan syarat ada maharnya, yakni tasbih. Namun Prabu Siliwangi tidak mampu menemukan tasbih di tanah Sunda. Ia harus mencarinya di Arab Saudi.

Singkat cerita dari pernikahan Prabu Siliwangi lahirlah Syekh Rahmatullah atau Sunan Rahmat Suci, Kuburannya di Gunung Godog, Garut. Yang kedua Syekh Somatullah. Yang ketiga perempuan namanya Rara Santang. Ia dinikahi seorang Habib bernama Sayid Abdullah Ahmad Khaun dan dikaruniai anak bernama Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here