Trump Siap Bertemu Iran Tanpa Syarat

1015
Bendera Iran dan Amerika (Foto: huffingtonpost)

Washington, Muslim Obsession –  Sejak meningkatnya ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat (AS), Presiden AS Donald Trump mengaku siap bertemu dengan para petinggi Iran tanpa prasyarat dan kapanpun mereka menginginkannya.

“Saya pasti mau bertemu dengan Iran jika mereka mau,” katanya saat melakukan konferensi pers bersama Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte di Gedung Putih, seperti dilansir chicagotribune, Selasa (31/7/2018).

“Saya percaya mereka (Iran) akan berakhir ingin bertemu. Saya siap untuk bertemu kapan pun mereka mau,” lanjutnya.

Trump mengakui saat merasakan manfaat diplomasi. Salah satu contohnya, terang pasangasan Melania itu adalah pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin yang menuai kritikan, namun berujung manis.

“Melakukan dialog dengan negara lain, terutama ketika Anda ingi berbicara soal potensi perang, kematian, kelaparan dan banyak hal lainnya. Tidak ada yang salah dengan pertemuan,” katanya.

Sebelumnya pada Senin, kementerian luar negeri Iran menghapus kemungkinan pertemuan dengan Washington, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Behram Qasimi mengatakan bahwa Iran tidak mungkin melakukan dialog dengan pemerintahan AS yang menetapkan kebijakan bermusuhan terhadap Iran

Trump memicu kemarahan Iran pada Mei ketika secara sepihak menarik AS dari perjanjian nuklir 2015 yang ditandatangani oleh lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Jerman bersama Iran. Perjanjian ini menandai Iran setuju pembatasan dan penyelidikan program nuklir mereka dengan imbalan pengangkatan sanksi miliaran dolar.

Partner-partner negosiasi AS telah mencari cara untuk tetap menjalankan perjanjian dan pembatasan mereka terhadap program nuklir Iran. Namun bersama dengan pengumuman penarikan diri AS, Trump dan pemerintahannya meminta negara-negara lain untuk mengikuti aksi AS dan mengancam Iran dengan sanksi-sanksi lain yang akan berlaku pekan depan.

Putaran pertama sanksi ini, yang akan menargetkan sektor perbankan Iran, akan mulai berlaku pada 6 Agustus. Putaran kedua, sanksi lebih keras terkait perdagangan minyak, akan berlaku pada 4 November.

Dengan “Kebijakan Washington yang bermusuhan dengan Teheran dan usaha mereka memberlakukan tekanan ekonomi dan sanksi-sanksi kepada Iran, tidak akan ada kemungkinan dialog,” kata Bahram Qasemi. (Bal)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here