Trik Memajukan Madrasah ala Riska Haneri

2155

 

Menggerakkan Peran Serta Masyarakat

Selain menggerakkan masyarakat untuk berperan lebih besar dalam gerakan literasi sekolah, Riska juga menggerakkan mereka terlibat dalam banyak kegiatan lainnya. Bersama komite, dia membentuk paguyuban kelas dan membuat WhatssApp (WA) Group untuk masing masing paguyuban kelas.

Melakukan rapat dengan komite dan perwakilan paguyuban kelas ketika diperlukan. Keterlibatan mereka semakin besar setelah ibu Riska melaksanakan Rencana Tindak Lanjut Pelatihan Peran Serta Masyarakat program PINTAR kerjasama dengan Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, dan Tanoto Foundation.

Salah satu pertemuan yang berhasil menggerakkan masyarakat untuk mengubah wajah sekolah dilakukan pada tanggal 26 Oktober kemarin. Setelah secara terbuka menceritakan kebutuhan-kebutuhan sekolah dan pendanaannya dan menggali apa yang bisa dilakukan orangtua siswa, akhirnya orangtua siswa sepakat untuk memperindah kelas tempat anak mereka belajar.

Berikutnya, masing-masing wali kelas berkumpul di kelas masing-masing membahas konsep bagaimana memperindah kelas, pembagian tugas dan dana-dana yang dibutuhkan.

Sabtu 27 Oktober, hampir seluruh orangtua siswa hadir di madrasah. Mereka membawa cat, bahan bangunan, bunga dan sebagainya. Sehari penuh mereka membangun pojok baca, melukis dinding-dinding kelas sesuai konsep yang sudah dirapatkan di hari sebelumnya. Mereka secara sukarela memperbaiki di luar dan di dalam kelas.

Dinding kelas yang dulunya kusut berubah menjadi indah dan menyenangkan bagi siswa. Ada gambar planet-planet, bunga-bunga dan pepohonan dan bintang-bintang. Di pojok kelas didirikan juga pojok baca yang dibuat dari kayu-kayu hasil sumbangan orangtua siswa.

Orangtua siswa juga diajak oleh komite untuk menata bangku sesuai dengan model pembelajaran aktif.

“Di kelas enam, kami ubah bentuk bangku menjadi berkelompok. Ini sesuai dengan model pembelajaran aktif yang kami dapatkan dari program PINTAR,” ujar pak Armat, Ketua Komite MI Attolibin.

Para siswa merasa senang dengan bentuk kelas yang baru. Mereka sangat antusias saat memasuki kelasnya yang terasa lain. “Mereka sungguh-sungguh menunjukkan rasa senangnya. Katanya suasana sangat baru dan menyenangkan,” ujar pak Armat memberi kesaksian.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here