Tingkatkan Daya Saing, Ekosistem Industri Halal Harus Diwujudkan

535
Kepala BPJPH, Sukoso.

Jakarta, Muslim Obsession – Keberadaan ekosistem diyakini bisa mendorong perkembangan industri halal secara lebih optimal dan produk halal Indonesia menjadi semakin kompetitif di pasar dunia. Oleh karenanya, ekosistem industri halal merupakan hal yang sangat penting untuk diwujudkan di tanah air.

Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama, Sukoso, menekankan hal itu saat menjadi narasumber dalam virtual event bertema “Mewujudkan Indonesia sebagai Industri Halal Terkemuka Dunia” yang diadakan oleh MarkPlus Inc., Senin (7/12/2020).

“Penting bagi kita mewujudkan ekosistem industri halal agar industri halal kita berkembang secara optimal dan produk halal kita kompetitif di pasar global,” ungkap Sukoso, seperti dilansir Kemenag.

Sukoso menjelaskan, ekosistem dapat mempercepat dan memperkuat industri halal di Indonesia. Ekosistem akan mendorong efisiensi dan efektivitas pembangunan industri halal di Indonesia, dengan produk halal yang dihasilkannya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan juga menjadi komoditas ekspor dengan daya saing tinggi di pasar halal global.

Terkait daya saing produk, Guru Besar Unibraw itu memastikan bahwa halal sebagai standar yang melekat pada produk merupakan added-value atau nilai tambah produk yang mampu meningkatkan daya saing produk di pasaran.

Hal itu sesuai dengan pasal 3 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal (JPH), bahwa penyelenggaraan JPH bertujuan selain untuk memberikan kenyamanan, keamanan, keselamatan, dan kepastian ketersediaan produk halal bagi masyarakat dalam mengonsumsi dan menggunakan produk, juga untuk meningkatkan nilai tambah bagi pelaku usaha untuk memproduksi dan menjual produk halal.

“Apalagi kita sudah memasuki era MEA (Masyarakat Ekonomi Asia). Jadi produk kita, termasuk produk UMK, juga harus bersertifikat halal. Jangan sampai produk kita justru kalah bersaing dengan produk dari luar yang sudah bersertifikat halal,” kata Sukoso.

Selain itu, terang Sukoso, potensi produk halal di Tanah Air sangat besar. Terbuka lebarnya peluang produk halal di Indonesia tak lepas dari fakta bahwa Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia, memiliki sumber daya alam yang melimpah, dan posisi Indonesia berada di belahan dunia di mana terdapat kebutuhan halal global market sebesar 62% di Asia Pasifik.

“Sebagian besar market produk halal kita ada terbentang di depan mata kita. Jangan sampai peluang ini terlewatkan begitu saja,” tegas Sukoso.

Sementara itu, Deputy Chairman MarkPlus Inc, Taufik, mengatakan bahwa pihaknya mendukung upaya pemerintah dalam merebut peluang global ekonomi syariah, termasuk industri halal. Hal ini, lanjut Taufik, bukan hanya membuat Indonesia menjadi pasar menarik industri halal dunia tapi juga salah satu basis industri halal terkemuka di dunia.

Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia dan anggota G-20, lanjutnya, menjadi pasar menarik industri halal bukanlah hal yang susah diraih.

“Tapi beda halnya dengan menjadi salah satu basis industri halal dunia. Indonesia mesti bersaing dengan banyak negara lain, termasuk negara yang mayoritas penduduknya bukan Muslim,” kata Taufik.

Webinar yang digelar secara virtual itu juga menghadirkan narasumber lain di antaranya Founder & Chairman MarkPlus Inc Hermawan Kertajaya, Ketua Umum Asosiasi Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman, dan Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here