TGB Zainul Majdi: Semangat Memimpin Sang Tuan Guru

3142

MuslimObsession.com – Sosok ulama sekaligus umara ini mampu membuktikan kapasitasnya sebagai ulama dan gubernur sama baiknya. Di bawah nakhodanya, NTB mencetak tingkat pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Kecintaan masyarakat kepada Hafiz Al-Quran ini pun mengantarkannya menjadi Gubernur Nusa Tenggara Barat selama dua periode.

Zainul Majdi yang akrab disapa Tuan Guru Bajang mulai menunjukkan kapasitas dan minatnya kepada ilmu agama yang semakin dalam setelah lulus dari Madrasah Aliyah. Ia memilih untuk memperdalam Islam di tanah Mesir di Universitas Al Azhar, Kairo. Hebatnya, sebelum memasuki perguruan tinggi, Zainul muda sudah menuntaskan hafalan 30 juz Al-Quran di Ma’had Darul Qur’an wal Hadits Nahdlatul Wathan Pancor selama setahun (1991-1992).

Kemudian pada tahun 1992, Zainul muda berangkat ke Mesir untuk memperdalam ilmunya di Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir dan Ilmu-Ilmu Al-Qur’an Universitas Al-Azhar. Lulus setingkat S1 pada 1996, pria kelahiran Selong, 31 Mei 1972 ini memilih melanjutkan pendidikannya ke jenjang master. Lima tahun berikutnya, ia meraih Master of Art (MA) dengan predikat Jayyid Jiddan.

Tidak tanggung-tanggung dalam menimba ilmu, Zainul terus meningkatkan keilmuannya dengan melanjutkan program S3 doktor di bidang yang sama. Pada 8 Januari 2011, Zainul lulus dengan predikat Martabah El-Syaraf El-Ula Ma`a Haqqutba atau Summa Cumlaude.

Tak pernah terbayang bagi seorang ulama seperti Zainul untuk terjun ke pentas politik. Semuanya berawal karena hubungan akrab dengan tokoh reformis Yusril Ihza Mahendra yang mengajaknya maju sebagai anggota DPR-RI dari Partai Bulan Bintang.

Pilihannya masuk ke dalam politik bukan tanpa alasan. Menurut dia, dalam pengalamannya selama berdakwah, banyak sisi dakwah yang tidak bisa disentuh dengan kultural saja, tapi harus secara sistem melalui struktur politik.

Zainul pun terpilih sebagai anggota legislatif periode 2004-2009. Belum genap dalam masa jabatannya, tantangan untuk memimpin lebih tinggi menghampirinya. Banyak calon yang ingin meminangnya sebagai calon wakil gubernur, namun Yusril justru meyakinkannya untuk maju sebagai calon gubernur NTB. Diusung PBB dan PKS, ia sukses terpilih menjadi gubernur NTB periode 2008-2013.

Namanya mungkin tak setenar Gubernur lain yang wajahnya sering menghiasi berbagai media dan saluran televisi nasional. Namun kepemimpinan dan kinerjanya dalam memajukan daerahnya terbilang luar biasa.

Bukan hanya dalam pembangunan ekonomi untuk NTB, prestasi yang diukirnya selama menjadi provinsi berjuluk Bumi Gora itu antara lain meraih penghargaan sebagai Gubernur Termuda di Indonesia oleh Museum Rekor Dunia Indonesia saat dilantik pada 28 Oktober 2009.

Zainul juga pernah menerima Lencana Ksatria Bhakti Husada Arutala yang merupakan penghargaan atas jasa-jasanya dalam pembangunan Bidang Kesehatan di daerahnya yang ditunjukkan dengan program revitalisasi Pusat Kesehatan Masyarakat (Puksesmas) dan jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin di luar Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).

Penghargaan tersebut diserahkan oleh Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada peringatan Hari Kesehatan Nasional di Jakarta tahun 2009.

Di tahun 2010, Provinsi NTB banjir Prestasi pembangunan. Oleh sebab itu, lagi-lagi Zainul, menerima penghargaan The Best Province Tourism Development dengan dikukuhkannya NTB sebagai Provinsi Pengembang Pariwisata Terbaik versi salah satu TV nasional.

Berkat kemajuan industri di NTB, Zainul meraih penghargaan kategori The Best Dedicated Governor in Developing of MICE Industry.

Penghargaan yang tak kalah bergengsinya kembali diterima Zainul, yakni berupa penghargaan di Bidang Pangan dari Presiden RI atas prestasi meningkatkan produksi padi (P2BN) lebih dari 5 pada tahun 2009 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Berbagai prestasi tersebut membuktikan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan di Provinsi NTB telah memberikan dampak yang nyata di tengah-tengah masyarakat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here