Temui Para Dai Parmusi, Ini Pesan Penting Ulama Makkah

1788
Syeikh Soleh Darwis dan Dai Parmusi OK
Ulama Makkah, Syeikh Soleh Darwis saat berada di tengah-tengah Dai-dai Parmusi di Makkah, Selasa (13/3/2018).

Makkah, Muslim Obsession – Ulama Makkah yang juga mantan hakim agung Arab Saudi, Syeikh Soleh Darwis, mengapresiasi upaya Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) untuk mewujudkan dakwah sebagai suatu gerakan.

Namun ia mengingatkan agar Parmusi mengembangkan dakwah ilallah secara tulus dan ikhlas semata-mata untuk mendapat ridha Allah Swt., seperti dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah Saw.

“Dakwah Ilallah butuh totalitas perjuangan. Butuh pengorbanan. Bukan saja waktu, tenaga, dan fikiran, tetapi juga harta benda,” ujar Syeikh Soleh saat menemui puluhan Dai Parmusi yang mengikuti daurah di sela-sela menjalankan ibadah umrah di Tanah Suci, Senin malam (12/3/2018).

Syeikh Soleh menjelaskan, berdasarkan dakwah yang dilakukan Rasulullah Saw., ada empat hal yang harus diperhatikan para Dai Parmusi.

Pertama, memperhatikan kandungan dakwah yang disampaikan dalam berdakwah. Poin ini, menurut Syeikh Soleh terdiri dari tiga hal penting, yakni seorang dai harus berdakwah untuk mengisi kebutuhan kalbu, tubuh, dan akal masyarakat yang didakwahinya.

“Untuk mengisi kalbu, seorang dai harus menyampaikan isi kandungan Al-Quran sehingga masyarakat bisa memahaminya. Seorang dai juga harus bisa memberikan pencerahan terkait tubuh manusia dalam upaya berdakwah untuk membangun kepribadian umat. Terakhir, seorang dai dalam dakwahnya harus juga bisa mengisi kebutuhan akal dengan mengajarkan bermacam ilmu, baik Al-Quran, Sunnah, atau ilmu duniawi,” terang Syeikh Soleh.

Syeikh Soleh Darwis dan Dai Parmusi OK1
Syeikh Soleh Darwis saat memberikan pesan dan motivasi kepada para Dai Parmusi.

Kedua, lanjut ulama Saudi yang juga dikenal sebagai pakar Syiah ini, seorang dai akan sukses berdakwah hanya jika ia mengikuti cara dakwah Rasulullah Saw., termasuk meneladani kepribadian Rasulullah Saw.

“Harus ada keseimbangan antara ucapan dan perbuataan. Dalam berbagai segmen kehidupan, seorang dai harus jadi contoh di masyarakat. Baik sisi kepribadiannya maupun kehidupannya, dan lain sebagainya. Semakin ikut pola Nabi Saw. maka akan semakin bagus dakwahnya,” jelasnya.

Ketiga, seorang dai harus memperhatikan cara atau metode dakwahnya. Dalam konteks ini ada tiga pola yang dipaparkan Syeikh Soleh. Pertama, berdakwah dengan hikmah, yaitu menempatkan sesuatu secara proporsional. Berdakwah bisa dilakukan lewat parlemen, politik, media, dan lain sebagainya.

“Berikutnya, dakwah dilakukan dengan mauidhah hasanah. Dalam hal ini yang disasar adalah kalbu dan perasaan. Sesuaikan dakwah dengan waktu yang tepat, orang yang tepat, sehingga dakwah mengenai tepat sasaran. Dan yang terakhir, wajâdilhum billati hiya ahsan. Dakwah dengan ilmu pengetahuan, logika. Pola dakwah ini menyasar akal. Misalnya, berdakwah kepada non-muslim, polanya dengan berdialag hal-hal yang logis,” tutur Syeikh Soleh.

Keempat, setiap dai harus memperhatikan terkait obyek dakwah. Seorang dai harus mengetahui siapa sasaran yang didakwahi, apakah laki-laki, perempuan, anak-anak, remaja, orang tua, dan lain sebagainya.

“Semakin paham siapa mukhattab (obyek dakwah), akan semakin cepast menyampaikan ide dakwahnya,” jelasnya.

Pada kesempatan itu, Syeikh Soleh yang mendapat penjelasan gerakan dakwah Parmusi, mengaku sangat mengapresiasi dan terkesan dengan langkah ormas Islam pimpinan H. Usamah Hisyam tersebut.

“Dakwah Parmusi saya rasa sangat membumi karena masuk pada semua elemen masyarakat. Dai-dai Parmusi bisa berdakwah kepada masyarakat di pelosok daerah hingga kalangan elit politik dan pemerintahan,” ucapnya.

Pada pertemuan itu, turut berdialog Ketua Umum Parmusi H. Usamah Hisyam, Sekjen Abdurrahman Syagaff, Ketua Lembaga Dakwah Parmusi (LDP) KH. Syuhada Bahri, Wakil Ketua LDP KH. Farid Ahmad Okbah, dan Ustadz Bernard Abdul Jabbar. (Hilmi, laporan dari Makkah)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here