Soal Rohingya, Warga Aceh: Kalau Pemerintah Tak Mampu, Kami yang Urus

750
Masyarakat aceh menolong para pengungsi Rohingya.

Jakarta, Muslim Obsession – Gelombang pengungsi dari etnis Muslim Rohingya kembali terjadi. Ratusan orang Rohingya terdampar di laut Aceh dengan kondisi mengenaskan. Mereka kelaparan tanpa bekal. Warga nelayan Aceh pun ramai-ramai menolong Muslim Rohingya.

Sikap warga Aceh banyak menuai pujian dari warganet yang menyaksikan di video bagaimana warga Aceh membantu menyelamatkan mereka usai terdampar di laut Lhokseumawe. Pasalnya, di tengah pandemi corona ini, negara-negara lain menolak kedatangan Muslim Rohingya.

Namun warga Aceh justru menerimanya. Malaysia sebagai negara tetangga sudah menyatakan menolak. Seorang nelayan di Aceh bernama Hamdani mengatakan bahwa menyelamatkan para pengungsi Rohingya adalah tugas moral.

Foto BBC News

“Itu tidak lebih dari rasa kemanusiaan dan bagian dari tradisi kami di Komunitas Nelayan Aceh Utara,” ujar Hamdani seperti dikutip Reuters, Sabtu (27/6/2020).

Dirinya berharap, pemerintah daerah setempat bisa menerima dan merawat para pengungsi yang sudah datang. “Kami berharap bahwa para pengungsi akan dirawat di desa kami,” ungkapnya.

Pihak berwenang setempat mengonfirmasi, para pengungsi tiba di Aceh pada Kamis, (25/6). Saat ini, pihak berwenang dan para nelayan juga sudah menyiapkan pengungsian sementara di wilayah Kecamatan Seunuddon, Kabupaten Aceh Utara, Aceh.

Sementara itu, Pemerintah Indonesia berencana mengembalikan para pengungsi ke laut dengan dibekali bensin perahu, pakaian dan juga makanan.

Foto BBC News

Menanggapi hal tersebut, para nelayan melakukan protes di kantor pemerintah daerah setempat. Mereka meminta agar para warga Rohingya untuk sementara waktu diberikan tempat tinggal di pengungsian.

Seorang nelayan yang lain bernama Syaiful Amri menegaskan, para nelayan akan tetap menerima warga Rohingya yang mengungsi, meskipun tidak memiliki izin dari pemerintah.

“Kalau pemerintah tidak mampu, kami saja masyarakat yang membantu mereka, karena kami adalah manusia dan mereka (para pengungsi Rohingya) adalah manusia juga dan kami memiliki hati,” tegas Syaiful.

Foto BBC News

Para pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar dan Bangladesh tersebut sudah berlayar di lautan lepas sejak November 2019 lalu.

Banyak di antara mereka harus kehilangan nyawanya saat melakukan pelayaran lantaran persediaan makanan yang habis.

Sebagian besar pengungsi dikabarkan berlayar menuju negara-negara Asia Tenggara termasuk Malaysia, Thailand dan Indonesia.

Namun, beberapa negara tidak menerima para pengungsi Rogingya dengan alasan pandemi Covid-19 yang masih mengalami pelonjakan. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here