Siapa Sosok Teman Tak Kasat Mata Buya Hamka?

6443
Ilustrasi ruang tahanan

“Serasa ada orang yang tidur di tempat tidur kosong di sampingku,” cerita Hamka tentang malam itu, kelak di salah satu halaman tafsirnya.

“Sampai tertidur dan sampai terbangun kembali buat makan sahur, orang itu masih tetap ada menemaniku. Saya merasa bawa saya ditemani!” Kisah Hamka. Siapa “peneman” Hamka itu?

Delapan bulan dalam tahanan di Bogor dan Sukabumi, penyakit Hamka muncul. Disentrinya tidak bisa dibiarkan begitu saja. Penguasa pun memutuskan: Hamka ditahan di rumah sakit “Persahabatan”. Diobati sembari ditahan; atau bisa juga dilihat sebagai penahan yang diikuti tindak pengobatan.

Barangkali di sini membawa hikmah tersendiri bagi empunya raga. Diobati di kamar kelas 1 pula. Kendati insan relatif berumur dan menderita sakit, Hamka tetap dijaga ketat. Saban hari ada petugas piket menjaganya. Entah mengapa, penjagaan ketat itu tak sampai sebulan lamanya. Tak terpikirkan di benak Hamka penyebabnya.

Bila malam tiba, sekira pukul 9, perawat mengontrol kesehatan Hamka. Para perawat ini akan ditemani petugas kepolisian yang piket malam mengawasi kamar Hamka.

“Kalau saya orang yang berjiwa jahat, bisa saja saya lari karena tidak dijaga,” ujar Hamka. Nyatanya, ia memilih di atas pembaringan; berzikir, membaca, menulis, lalu tidur.

Sampai sebulan kemudian seorang perawat yang bertugas mau berterus terang pada Hamka atas tiadanya polisi pengawas. Rupanya bukan soal atasan mereka di kekuasaan melarang untuk mengawasi lagi Hamka.

4 KOMENTAR

  1. Kalau baca profilnya, buya hamka tuh keren banget. Bagus untuk inspirasi anak muda islam. Karya-karya beliau itu apa saja ya? Ada novel juga ya…Bisa didapat di mana novelnya?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here