Shalat Jamaah Dilarang di Yaxing, Begini Kondisi Umat Islam Tiongkok dari Dekat

1103
Azzam Mujahid Izzulhaq dalam kunjungannya ke sebuah sekolah.

Muslim Obsession – Sikap represif pemerintah Tiongkok terhadap komunitas Muslim Uighur memantik simpatik umat Islam di seluruh dunia.

Kendati demikian masih banyak informasi salah yang diterima publik tentang kondisi Muslim Uighur dan warga muslim lainnya di Tiongkok.

Informasi tentang kondisi wagra Muslim dari dekat dikabarkan Azzam Mujahid Izzulhaq, pemilik akun @azzamizzulhaq di Instagram, Jumat (10/1/2020).

Disertai sejumlah foto kunjungannya ke Kota Yaxing, ia menulis kondisi umat Islam dan pendidikan agama Islam yang tergerus kebijakan pemerintah Tiongkok.

Berikut paparannya:

YAXING. Sebetulnya saya sudah cukup lama tahu. Dulu, hingga 2016 adalah sekolah untuk anak-anak yg kurikulumnya memasukkan hafalan Al Quran di dalamnya. Tak salah jika kita di sini menyebutnya pesantren.

Tapi, Yaxing bukan di Xinjiang. Yaxing berada di Kab. Linxia, Gansu.

Dari Xinjiang, saya harus naik pesawat selama 3 jam ke Lanzhou. Lalu berperjalanan darat selama 3,5 jam ke Linxia.

Linxia adalah juga kota yg Muslimnya cukup banyak. Tapi bukan dari etnis Uyghur, melainkan etnis Hui. Maka, Linxia juga sering disebut Huimin Linxia.

“Xianzai, zhe shi yige wenti. Now, it’s a problem” kata Abu Bakar, Direktur Yaxing, ketika saya tanya kenapa sekarang Yaxing hanya menjadi sekolah ‘biasa’ seperti sekolah lain di China.

Sejak 2016, kurikulum agama Islam di Yaxing ditiadakan. Pemerintah melarang.

Ruang Musholla dialih fungsi menjadi ruang dansa. Disimpan piano di dalamnya. Tempat wudhu dijadikan washtafel biasa. Jam sholat, tak boleh lagi shalat berjamaah.

Bahkan, saya di Yaxing hingga zhuhur tiba, tak ada ‘perintah’ atau ajakan ke siswa untuk melaksanakan shalat.

Para guru wanita, tak lagi semua berjilbab. Saya tak lagi bertanya kenapa. Sudah tahu alasannya: it’s danger and problem.

Di Linxia banyak ‘pesantren’ dan juga masjid. Tapi, juga dalam pengawasan khusus. Pesantren tak lagi banyak santrinya. Sebagiannya lagi malah ditutup.

Sejak dibangun kurang lebih 10 tahun lalu, Yaxing memang sekolah swasta unggulan. Murid-muridnya andalan. Disiplinnya ketat. Standar Internasional.

Namun, memang ada yg hilang sejak 2016: ke-Islam-an. Yaxing terpaksa menjadi sekolah unggulan pada umumnya. Jika tidak, ditutup.

Mengajarkan membaca apalagi menghafal Al Quran dilarang. Namun, Abu Bakar tetap mensiasatinya dengan berbagai macam cara agar anak-anak tak ‘hilang’ nilai ke-Islamannya.

1200 santri? Sejak awal berdiri tak sampai. Sekarang sekitar 500 saja muridnya. Itupun TK sampai SMP saja.

Cukup ya. Hal yg sensitif lain tak akan saya cerita. Kasihan.

Jadi bukan hanya #Uyghur yg dilarang ini itu. Hui juga diperketat. Muslim Hui sekarang khawatir dan takut akan di-Xinjiang-kan oleh pemerintah China. Maka, mereka memilih nurut saja. Apa mau dikata.

#AMI

Tulisan @azzamizzulhaq saat ini menjadi viral setelah Ustadz Yusuf Mansur (UYM) me-repost di akun miliknya. Lewat akun pribadinya @yusufmansurnews, tak segan UYM juga berkomentar tentang kekeliruannya soal kondisi umat Islam di Tiongkok.

“Kesalahan saya sudah dikoreksi lsg oleh Ustadz @azzamizzulhaq. #AMI. Keren banget. Sekaligus jadi ilmu dan pengalaman buat saya. Semoga Allah memaafkan kekeliruan saya. Mhn maaf juga kepada semua kawan2,” tulisnya.

“Keliatan banget saya emang ga ada ilmu apa2. Ustadz Azzam top banget dah. Bs lsg ke sana. Salut. Kagum. Dari ujung rambut sampe ujung kaki, saya naro rasa hormat. Semoga semua bisa jd amal saleh dan ibadah,” imbuhnya. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here