Setengah Abad Lebih Masjid Jogokariyan Berdakwah Bangun Kampung Indonesia

1886

Logo Masjid Jogokariyan terdiri dari tiga bahasa. Arab, Indonesia, dan Jawa.

Ini adalah wujud dari semangat Jogokariyan, untuk menjadi Muslim yang shalih seutuhnya tanpa kehilangan akar budaya.

Menurut Salim A Fillah dalam salah satu tulisannya, sejak didirikan sebagai sebuah bangunan bersahaja di tengah kampung yang menampung berbagai kegiatan sosial keagamaan.

Hingga hari ini, Masjid Jogokariyan membuktikan diri sebagai sebuah institusi yang menyatukan kaum muslimin dengan pemahaman yang tak mendikotomi identitasnya sebagai seorang Muslim yang hanif, warga negara Indonesia yang patriotik, sekaligus menjunjung akar budayanya sebagai orang Jawa.

Sebagai Masjid yang diwakafkan kepada Muhammadiyah namun dikhidmahkan kepada umat Islam secara umum, Masjid Jogokariyan juga menjadi wadah kegiatan bersama bagi kaum muslimin lintas pilihan politik, ormas, harakah, pemahaman, bahkan juga menaungi berbagai paguyuban hobi dan kegiatan sosial.

Seluruh jamaah, yang muda maupun tua mampu bersinergi untuk mewujudkan dakwah yang dinamis sekaligus kokoh dalam memetakan jamaah dan berbagai persoalannya, lalu menjawabnya secara taktis dengan pelayanan yang menyentuh berbagai aspek, serta dalam jangka panjang melakukan pemberdayaan untuk mewujudkan tagline “Dari Masjid Membangun Umat.” (Vina)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here