Seorang Ibu dan Enam Bayi yang Baru Lahir Meninggal Setiap 2 Jam di Yaman

969

Dilansir Daily Sabah, Rabu (12/6/2019) selama beberapa minggu pada akhir 2017, koalisi Saudi memberlakukan blokade pada pelabuhan Yaman yang katanya untuk mencegah Houthi dari mengimpor senjata. Ini berdampak besar pada Yaman, yang secara tradisional mengimpor 90 persen makanannya.

Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, mantan menteri pertahanan Saudi, dan sekutu Arab Saudi melancarkan Operasi Badai Tegas pada Maret 2015. Perang yang sedang berlangsung telah mengakibatkan krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan perkiraan 24 juta orang, dekat dengan 80 persen dari populasi, yang membutuhkan bantuan dan perlindungan di Yaman.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sekitar 10.000 orang telah tewas sejak koalisi campur tangan pada tahun 2015, tetapi kelompok-kelompok HAM menyatakan jumlah korban tewas bisa lima kali lebih tinggi.

Di tengah serangkaian peringatan internasional, kelanjutan dukungan militer dari negara-negara Barat, yang meliputi penjualan senjata, untuk koalisi yang dipimpin Saudi telah memicu kekhawatiran lebih lanjut tentang eskalasi krisis kemanusiaan di negara itu. 

Banyak kekejaman telah dilaporkan sejauh ini, yang telah mengungkapkan banyak pelanggaran hak asasi manusia. Pada bulan April, koalisi yang dipimpin Saudi membom rumah-rumah dan sebuah sekolah di daerah perumahan di ibukota yang dikuasai pemberontak Sanaa, menewaskan 14 anak-anak dan meninggalkan 16 luka-luka kritis.

Direktur Regional UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara Geert Cappelaere mengatakan waktu ledakan itu bertepatan dengan waktu makan siang dan siswa berada di kelas.

“Anak-anak yang terluka parah, banyak dari mereka berjuang untuk hidup mereka, sekarang di rumah sakit di Sana’a. Sebagian besar berusia di bawah 9 tahun. Seorang gadis meninggal karena luka-lukanya kemarin pagi,” kata Cappelaere, seperti dilansir oleh Jerman, kantor berita dpa.

“Sulit membayangkan kengerian belaka yang dialami anak-anak itu – dan kengerian dan rasa bersalah yang orang tua rasakan karena telah melakukan apa yang diinginkan oleh setiap orang tua; mengirim anak-anak mereka ke sekolah,” tambahnya.

“Membunuh dan melukai anak-anak adalah pelanggaran berat hak-hak anak,” kecamnya. (Vina)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here