Selain Islam, Ini 5 Agama yang Juga Melakukan Ibadah Puasa

1040

Jakarta, Muslim Obsession – Islam menjadi agama samawi terakhir yang umatnya diwajibkan berpuasa, terutama setelah diturunkannya Surat Al-Baqarah ayat 183. Puasa Ramadhan menjadi ibadah tahunan yang wajib dilakukan bagi umat Islam.

Selain itu, umat Islam juga mengenal puasa sunah (puasa Senin dan Kamis), dan puasa sunah lainnya. Puasa dimaksudkan sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT dan sekaligus untuk melatih kesabaran dan pengendalian diri, serta meningkatkan rasa syukur.

Namun, perlu diketahui bahwa ibadah puasa ternyata tidak hanya dilakukan oleh umat Muslim, pemeluk agama lain pun memiliki tradisi puasa. Puasa dalam agama lain memiliki aturan yang berbeda dengan Islam, namun tujuannya hampir sama yaitu melatih disiplin dan kesabaran.

Berikut adalah tradisi puasa dalam beberapa agama di dunia.

1. Katolik

Dalam agama Katolik, masa puasa pra-Paskah berlangsung selama 40 hari, dihitung dari hari Rabu Abu hingga Jumat Agung. Umat Katolik mengenal istilah berpantang dan berpuasa. Berpuasa wajib bagi mereka yang sudah berusia 18 tahun. Saat berpuasa, mereka hanya diizinkan untuk makan kenyang sekali saja dalam sehari.

Sementara itu, berpantang wajib untuk mereka yang berusia 14 tahun ke atas. Berpantang dilakukan dengan cara menghindari diri dari melakukan hal-hal yang disukainya, misal makan daging, garam, atau merokok.

Berpuasa dan berpantang merupakan cara untuk mendekatkan diri pada Tuhan dan menyatukan pengorbanan umat Katolik dengan pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib.

2. Yahudi

Puasa atau Ta’anit dalam agama Yahudi dibagi menjadi dua, yaitu pada hari besar, Yom Kippur dan Tisha B’Av, juga pada hari kecil, misalnya puasa Esther dan puasa Gedhalia.

Pada saat puasa, mereka tidak diperkenankan untuk makan dan minum, berhubungan seks, mengenakan sepatu kulit, dan khusus pada hari Yom Kippur, umat Yahudi tidak diperkenankan untuk menggosok gigi.

Kecuali pada saat Yom Kipur, puasa tidak boleh dilakukan pada hari Sabat. Sehingga, apabila puasa selain puasa Yom Kippur jatuh para hari Sabat, para Rabbi akan memutuskan hari pengganti untuk berpuasa.

3. Buddha

Dalam agama Buddha, puasa disebut sebagai Uposatha. Tanggal puasa bergantung pada aliran Buddha yang diikuti, namun mereka sama-sama mengikuti perhitungan kalendar Buddhis. Ketika berpuasa, umat Buddha masih diperbolehkan untuk minum namun tidak boleh makan.

Untuk melaksanakan delapan aturan selama melakukan Uposatha yang disebut dengan uposatha-sila, yaitu tidak membunuh, tidak mencuri, tidak melakukan kegiatan seksual, tidak berbohong, tidak makan pada siang hari hingga dini hari, dan tidak menonton hiburan atau memakai kosmetik, parfum, dan perhiasan.

Jenis puasa lain yang dilaksanakan oleh Buddhis adalah puasa vegetaris atau tidak boleh mengkonsumsi makanan yang berasal dari produk hewani dan tidak mengkonsumsi bawang-bawangan. Puasa ini dilakukan pada tanggal 1 dan 15 berdasarkan kalender bulan.

4. Hindu

Puasa dalam agama Hindu disebut dengan Upawasa. Upawasa ada yang wajib ada juga yang tidak wajib.

Upawasa yang wajib misalnya adalah Upawasa Siwa Ratri, umat Hindu tidak boleh makan dan minum dari matahari terbit hingga terbenam. Lalu puasa Nyepi, yang dilakukan dengan cara tidak makan dan minum sejak fajar hingga fajar keesokan harinya.

Puasa lain yang dianggap wajib adalah puasa untuk menembus dosa yang dilakukan selama tiga hari, puasa tilem, dan purnama.

5. Konghucu

Puasa dalam kepercayaan Konghucu juga merupakan cara untuk mensucikan diri dan melatih diri, baik itu untuk menjaga perilaku, perkataan, dan agar diri kita dipenuhi cinta kasih. Puasa Konghucu ada dua jenis: puasa rohani dan jasmani.

Puasa rohani dilakukan dengan menjaga diri dari hal-hal yang dianggap asusila. Sementara puasa jasmani dilakukan pada bulan Imlek.

Puasa dilakukan dengan cara berpantang makan daging secara bertahap, ada yang hanya sehari, dua hari, dan seterusnya hingga berpantang permanen.

Pada tanggal 8 bulan pertama Imlek, dilakukan puasa penuh dari pukul 05.30 hingga 22.00. Puasa diawali dengan mandi keramas dan berakhir setelah sembahyang. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here