Sejarah Ashura, ‘Dessert’ Tradisional Turki yang Dihidangkan pada 10 Muharam

1230

Karenanya, Hari Asyura sangat penting dalam Islam. Ketika Nabi Muhammad berada di Madinah, ia melihat orang-orang Yahudi sedang berpuasa. Dia menanyakan alasan puasa mereka dan mereka berkata: “Allah menyelamatkan bangsa Israel dari musuh-musuh mereka pada hari ini. Untuk menunjukkan rasa terima kasihnya, Musa berpuasa pada hari itu.”

Atas jawaban ini, Nabi Muhammad berkata: “Saya layak melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan saudaraku Musa,” dan berpuasa. Setelah itu, puasa di Hari Asyura menjadi tradisi Sunnah.

Hari Asyura juga merupakan hari ketika cucu nabi Hussein bin Ali syahid di Karbala oleh pasukan pemerintah dalam perjalanan ke Irak karena ia diyakini berusaha melakukan pemberontakan. Ketika orang-orang yang mengundangnya ke tanah mereka dan melarikan diri tanpa membantunya, rakyat Irak meratapi Ali pada Hari Asyura.

Tradisi ini masih hidup di kalangan Syiah di Irak dan Iran, namun berkabung bukan bagian dari Islam. Singkatnya, ini adalah hari yang diingat oleh semua Muslim, Sunni dan Syiah, untuk menjadi saksi sejarah para nabi dan berduka atas tragedi mengerikan Hussein, cucu Nabi Muhammad. Ini menawarkan pelajaran untuk keadilan, pengampunan dan persatuan untuk semua.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here