Sebuah Catatan: Mencium Rambut Nabi

1021

Selesai shalat Jumat, kami berjalan masuk ke ruang kecil dekat Makam Abu Ayyub al-Anshari. Di ruangan itu hanya ada sekitar 20 orang. Presiden Recep Tayyip Erdoğan berada di tengah dan saya duduk di sampingnya.

Di ruang kecil itu, kami duduk dengan tenang dan khusyuk. Lalu Presiden Erdogan memulai dengan membaca Surat Yaasiin dan kami ikut membaca. Setelah itu beberapa orang imam di ruangan melantunkan ayat suci Al-Quran secara bergantian selama hampir satu jam.

Sembari para imam dan qari’ melantukan ayat-ayat suci, seorang imam menunjukkan suatu barang yang dibungkus kain berlapis. Saya perhatikan ada lebih dari 10 lapis kain berwarna hijau dan putih yang dipakai sebagai pembungkus.

Ternyata yang dibungkus itu adalah sebuah botol kecil yang kacanya amat bening dan di dalamnya terlihat sehelai rambut. Botol itu kemudian diletakkan di meja kecil depan Presiden Erdogan, persis di samping tempat saya duduk.

Setelah rangkaian pembacaan Al-Quran itu berakhir, seorang Imam memimpin doa yang diamini oleh semua dan dipungkasi dengan Presiden Erdogan melantunkan Al-Fathihah & beberapa ayat pembuka Al-Baqarah sebagai penanda bahwa dzikir selesai.

Presiden Erdogan lalu memegang botol itu dan menciumnya. Kemudian ia berikan botol itu pada saya. Saya pun menciumnya. Semua masih hening, suasananya menggetarkan. Bulu kuduk terasa berdiri; apapun sebabnya tapi faktanya adalah terasa merinding.

Tahukah apa isinya? Botol yang bening itu menyimpan sehelai rambut dari janggut Rasulullah SAW. Siang itu, kami berdua yang berkesempatan untuk menciumnya.

Sebuah pengalaman luar biasa. Itu semua terjadi tanpa direncanakan; Allah Sang Maha Pengatur mentakdirkan semua itu terjadi di sebuah masjid yang dekat dengan sejarah perjuangan, Masjid Eyup Sultan.

Fabiayyi ‘aalaa’i rabbikumaa tukadzdzibaan…

Atas kebaikan Dubes Turki untuk Indonesia (T.C. Cakarta Büyükelçiliği/Turkish Embassy in Jakarta) HE Mehmed Kadri Sander Gurbuz, momen tak terlupakan ini beliau abadikan gambarnya, tepat setelah selesai dzikir.

*ABW

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here