Sampai di Turki, ‘Bayi Karim’ Langsung Dipeluk Erdogan

1328
Bayi Karim dan keluarganya disambut Presiden Erdogan (Photo: Daily Sabah)

Turki, Muslim Obsession – Bayi Suriah yang bernama Karim Abdallah, yang menjadi simbol penderitaan para korban sipil dari serangan rezim akhirnya selamat sampai di Idlib, kemudian tiba di Hatay Turki selatan pada Ahad (1/4/2018) waktu setempat.

Karim Abdallah yang dikenal sebagai “Baby Karim” bersama dengan ayahnya dan dua saudara perempuannya, untuk pertama kali sampai di provinsi Syiria barat laut Idlib dan bertemu dengan Kerem Kınık, kepala Bulan Sabit Merah Turki, yang mengirimkan bantuan kepada warga sipil Suriah.

“Bayi Karim tidak mendapatkan perawatan medis di Ghouta timur. Mereka tidak membiarkannya mendapatkan perawatan medis. Dia terluka dan sembuh sendiri,” kata Kınık, dikutip dari Daily Sabah, Senin (2/4/2018).

Dia berjanji bahwa Karim dan keluarganya akan menerima perawatan di Turki. Karim dan keluarganya juga bertemu Presiden Recep Tayyip Erdoğan, yang terlihat memegang bayi itu di pelukannya.

Setelah melewati Idlib, Karim dan keluarganya memasuki Hatay Turki melalui gerbang perbatasan Cilvegozu. Bayi Karim kehilangan mata kirinya sekaligus ibunya dalam serangan artileri rezim Assad di Ghouta timur.

Karim dan keluarganya meninggalkan Ghouta timur dan datang ke Idlib sebagai bagian dari evakuasi wajib di bawah perjanjian gencatan senjata yang ditawarkan oleh Rusia, meskipun serangan terhadap warga sipil di sana terus berlanjut.

Karim Abdallah, menjadi korban serangan udara bulan lalu di Ghouta timur, pinggiran Damaskus. Sejak saat itu, tragedi tersebut menjadi simbol perlawanan terhadap rezim Assad.

Karena kisah Karim menjadi sorotan, banyak yang menyatakan dukungan mereka untuk bocah itu di media sosial. Pengguna berbagi foto mereka sendiri, menutupi satu mata mereka dengan tagar #SolidarityWithKarim.

Setidaknya 45.000 orang telah dievakuasi dari Ghouta timur sejak proses evakuasi yang dimulai pada 22 Maret 2018 lalu. Evakuasi sedang ditampung di pusat pengungsi sementara, di sekolah-sekolah lokal dan masjid, di provinsi barat laut Idlib dan Aleppo Suriah.

Evakuasi adalah bagian dari perjanjian yang diperantarai Rusia antara rezim Assad Suriah dan kelompok oposisi bersenjata. Pada 24 Februari lalu, Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat mengadopsi Resolusi 2401, yang menyerukan gencatan senjata di Suriah, terutama di Ghouta timur, guna memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan.

Meskipun demikian, pada awal Maret silam, rezim dan sekutu-sekutunya meluncurkan serangan darat utama yang didukung oleh kekuatan udara Rusia. Di mana bertujuan untuk menangkap bagian-bagian yang dipegang oleh oposisi di distrik tersebut.

Menurut sumber pertahanan sipil setempat, sejak 19 Februari, lebih dari 1.400 orang telah tewas dalam serangan oleh rezim dan sekutunya di Ghouta timur. Ghota Timur, rumah bagi sekitar 400.000 penduduk itu, tetap dalam pengepungan rezim yang melumpuhkan selama lima tahun terakhir.

Rezim telah mencegah pengiriman pasokan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan. Suriah telah terkunci dalam konflik dahsyat sejak awal 2011, ketika rezim menumpas para demonstran dengan keganasan yang tidak terduga. Menurut pejabat PBB, ratusan ribu orang telah tewas dalam konflik hingga saat ini. (Vina)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here