Sahabat yang Terakhir Menyentuh Rasulullah

1800

Jakarta, Muslim Obsession – Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam meninggal dunia pada hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun ke-11 Hijriah. Kala itu Rasulullah berusia 63 tahun. Rasulullah dimandikan masih dengan gamis yang beliau kenakan.

Orang-orang yang memandikan jasad mulia itu adalah Abbas bin Abdul Muthallib, Ali bin Abi Thalib, al Fadl bin ‘Abbas, Qatsam bin al ‘Abbas, Usamah bin Zaid bin Haritsah, dan Shalih.

Setelah dimandikan, kemudian jasad mulia Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dikafani. Setelahnya, jenazah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kemudian diletakkan di atas ranjang di rumah Nabi dan ‘Aisyah, tempat dimana Rasulullah mengembuskan napas terakhirnya.

Sebelum pemakaman dilakukan, sempat terjadi diskusi dikalangan sahabat tentang di mana tempat pemakaman Rasulullah Saw.

Ada yang menyarankan supaya jenazah Nabi dikuburkan di Makkah. Bahkan, ada yang mengusulkan kota lain, yakni Baitul Makdis di Palestina.

Kemudian, Abu Bakar berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Tidak ada seorang Nabi pun meninggal, kecuali dikubur di mana dia dicabut nyawanya.” Ali bin Abi Thalib lalu membenarkan pernyataan Abu Bakar itu.

Akhirnya disepakati bahwa jasad Nabi yang mulia itu akan dimakamkan di tempat beliau mengembuskan napas terakhirnya. Lalu, Abu Thalhah Zaid bin Sahal al-Anshari menggali tanah di bawah tempat Rasulullah wafat.

Ada empat orang yang memasukkan jasad mulia itu ke dalam tanah. Mereka adalah Ali bin Abi Thalib, al-‘Abbas, al-Fadhl, dan Qutsam bin ‘Abbas.

Muawiyah bin Abu Sufyan yang menyaksikan pemakaman Rasulullah itu terlihat sangat berduka. Ia kemudian diam-diam menjatuhkan cincinnya ke dalam kuburan Nabi. Lalu ketika kuburan beliau hendak ditimbun dengan tanah, Muawiyah berkata:

“Cincinku terjatuh ke dalam sana. Izinkan aku mengambilnya.” lalu Ali mengizinkannya.

Ketika mengambil cincinnya itu, di dalam liang lahat, Muawiyah tak hanya mengambil cincin yang ia jatuhkan saja. Ia juga menyempatkan untuk mencium kening Nabi sebelum naik ke atas.

Dalam prosesi pemakaman itu, ada pula sahabat Mughirah bin Syu’bah. Melihat apa yang dilakukan oleh Muawiyah, ia pun memiliki keinginan yang sama untuk dapat menyentuh jasad Nabi untuk terakhir kali.

Mughirah lantas sengaja menjatuhkan cincinnya ke dalam liang lahat Rasulullah. Maka dia pun meminta kepada Ali agar diizinkan mengambilnya.

Ali pun mengizinkannya untuk mengambil cincinnya, turunlah Mughirah ke dalam sana, menjumpai jasad Nabi.

“Sungguh, aku ingin menjadi manusia terakhir yang menyentuh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,” kata Mughirah bin Syu’bah.

Setelah proses pemakaman selesai dan liang lahat makam Rasulullah ditimbun tanah, Bilal bin Rabah yang membawa bejana geriba kemudian memercikkan air ke atas kubur itu.

Mulai dri arah kepala, dia lantas menaburi kuburan Nabi dengan batu-batu kerikil yang diperolehnya dari halaman rumah beliau. Terakhir, kubur beliau ditinggikan sedikit, sekira satu jengkal dari permukaan tanah. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here