Safari Dakwah Parmusi Tembus Delapan Lokasi Pedalaman NTT

1692
Safari Dakwah NTT 2
Ketua Umum PP Parmusi, H. Usamah Hisyam, di tengah anak-anak yang menyambutnya.

Malaka, Muslim Obsession – Safari Dakwah di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dipimpin langsung Ketua Umum Pengurus Pusat Persaudaraan Muslimin Indonesia (PP Parmusi), H. Usamah Hisyam, sudah berlangsung selama empat hari.

Para kafilah dakwah telah mengunjungi empat kabupaten, yaitu Malaka, Belu, Kupang, dan Rote Ndao.

Safari Dakwah Parmusi dilakukan untuk menyerap aspirasi, mengetahui langsung bagaimana kondisi umat Islam di daerah perbatasan, termasuk apa tantangan dan hambatannya.

Harapannya ke depan Parmusi bisa membuat formulasi khusus tentang cara efektif pengembangan dakwah di perbatasan dengan pengiriman para dai.

“Program kafilah dakwah ini tidak lain untuk mengetahui kondisi langsung umat Islam dan keberagaman masyarakat di sana, karena prinsip dakwah Parmusi adalah menata, menyapa, dan membela umat,” ujar Usamah di Malaka, Selasa (28/11/2017).

Selain melihat kondisi langsung dan bercakap-cakap dengan warga, Parmusi juga mengadakan bakti sosial masyarakat. Bakti sosial itu diwujudkan dengan pemberian tali kasih, sunatan masal, dan juga peresmian sumur bor. Bukan hanya untuk warga umat Muslim, tapi juga warga Katolik dan Protestan.

Perjalanan safari dakwah ini tidak mudah. Kendati demikian, rombongan Parmusi berhasil menembus delapan lokasi di empat kabupaten paling ujung di NTT tersebut.

Di hari pertama, Ahad (26/11), Usamah bersama rombongan berangkat dari Kupang menuju Atambua dan tiba di Bandar A. A. Bere Tallo pukul 10.00 WIT.

Setibanya di Atambua, rombongan Parmusi langsung bergerak menuju Atapupu, Kabupaten Belu yang jaraknya kurang lebih 90 kilometer. Di sana Usamah meletakkan batu pertama pembangunan Gedung Parmusi Center sekaligus memberikan tali kasih kepada 85 warga miskin baik Muslim maupun Nonmuslim.

Setelah itu, perjalanan berlanjut ke dusun terpencil di Desa Aitaman, Kecamatan Tasifeto Timor. Warga di sini sebagai besar adalah pengungsi eks Timor Leste yang memilih bertahan menjadi warga Indonesia.

Umat Muslim di tempat ini ada 24 orang, sedangkan warga lainnya beragam Katholik. Melihat situasi itu, Usamah pun memutuskan untuk membagikan tali kasih kepada semua warga yang berjumlah 189 kepala keluarga.

“Memang berdakwah di sini tantangannya berat, tidak semudah di Jawa, butuh kesabaran, keberanian, dan keikhlasan bagi para dai Parmusi. Contohnya Ustadz Fajar setiap Minggu harus bolak-balik Atambua ke Aitaman hanya untuk mengajari anak-anak baca Al-Quran. Padahal jaraknya jauh, tapi ia tetap mau menjalankan tugas mulia ini,” terang Usamah.

Setelah itu, rombongan melanjutkan perjalanan menuju ke Desa Sukapitete, Kecamatan Raimanuk. Di sana rombongan disambut dengan riang gembira oleh warga yang sudah lama menanti kedatangan pengurus Parmusi. Sore harinya, Usamah meresmikan sumur bor pemberian Parmusi sekaligus memberikan tali kasih.

“Kami mencermati warga binaan Parmusi di kampung ini mayoritas adalah petani, dan sebagian besar wilayah NTT daerahnya itu kering karena minimnya curah hujan. Karena itu, solusi umat untuk membantu mereka dalam bertani adalah dengan membuat sumur bor,” ujar Usamah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here