Saat Ini Orangtua Lebih Pentingkan Kebahagiaan Anak Daripada Moralitas

1712
Anak dan Gadget
Gadget yang diberikan memang memanjakan anak. Tapi seringkali membuat anak terdidik untuk tak memiliki respon positif terhadap orang lain.

MuslimObsesssion.com – Sebuah penelitian memaparkan hasil mencengangkan saat diketahui bahwa tujuan pendidikan orangtua terhadap anak-anak saat ini tidak lagi berorintasi pada kebahagiaan atau harga diri anak-anak yang sesungguhnya.

Hal itu dikemukakan pengajar dan peneliti psikologi Universitas Harvard Richard Weissbourd, seperti dilansir Muslim Village, Ahad (17/9/2017).

“Orangtua yang terlalu intensif memerhatikan kebahagiaan dan harga diri anak-anak justru menempatkan anak-anak mereka dalam persoalan moralitas,” ungkap Weissbourd yang melakukan penelitian bersama sekelompok mahasiswa pasca sarjana Universitas Harvard pada 2005 terhadap anak-anak di lima SMA.

Pada penelitian ini ditemukan bahwa anak-anak saat ini melihat kebahagiaan sebagai hal utama. Dua pertiga dari mereka melihat hidup bahagia lebih penting dari kepeduliaan terhadap orang lain dan dua pertiga anak-anak juga menyatakan bagi orang tua mereka anak-anak bahagia lebih penting ketimpang anak baik.

Hanya saja, seberapa besar pandangan antara memiliki anak baik dan anak bahagia memang masih jadi kendala untuk ditelaah. Faktanya, banyak orangtua dan anak-anak yakin dengan menjadi orang yang bahagia, mereka bisa bersikap lebih positif terhadap orang lain.

Menurut Weissbourd, para orangtua saat ini menyamakan pola pendidikan anak seperti mengenakan masker oksigen dalam kondisi darurat, yakni menolong diri sendiri sebelum orang lain.

“Ini berbeda dengan orangtua dulu mengambil acuan dari kitab suci, dimana moralitas bersumber dari penderitaan atau memenuhi tanggung jawab besar atau sejenisnya,” ppaarnya.

Penelitian ini juga menemukan bahwa perasaan positif terhadap diri sendiri bisa membawa pada sikap arogan. Dimisalkan, seorang pimpinan kelompok kriminal umumnya memiliki harga diri yang tinggi. Harga diri bisa muncul saat seseorang merasa memiliki kekuasaan.

Orangtua yang terlalu fokus pada kebahagiaan anak mereka justru tidak membuat anak-anak mereka bahagia. Memprioritaskan kebahagiaan anak ketimbang menjadikan mereka baik kepada orang lain bisa menggerus kemampuan anak-anak untuk menjalin hubungan dengan orang lain.

Orangtua sering kali lupa anak mereka punya tanggung jawab yang harus dipenuhi terhadap lingkungan mereka. Padahal dalam urusan moralitas tidak ada tawar menawar. Orangtua tidak boleh berharap bahwa kepedulian akan tumbuh dari perasaan positif terhadap diri sendiri.

Kepedulian anak terhadap orang lain harus ditumbuhkan meski itu tak nyaman bagi anak-anak. Sehingga lebih baik bagi orang tua mengutamakan kepeduliaan terhadap sesama kepada anak-anak mereka ketimbang mendorong anak untuk fokus pada kebahagiaan mereka saja.

“Daripada fokus membangun kebahagiaan anak, orangtua seyogianya fokus pada kematangan dan kedewasaan anak-anak. Masuk di dalam bagian ini adalah menyeimbangkan keinginan diri sendiri dan orang lain, refleksi diri, dan respons yang tepat terhadap kritik,” saran Weissbourd. (Fath)

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here